Tampilkan postingan dengan label CERITA SEX TERBARU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label CERITA SEX TERBARU. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 April 2016

Ngentot Bareng Sahabat Lama

Ngentot Bareng Sahabat Lama | Agen Poker Online Terpercaya


Agen Poker Online Terpercaya - Dewagalau

Sejak aku melakukan hubungan sexual yang pertama kali dengan Oom Pram, bapak kostku, aku tidak yakin apakah selaput daraku sobek atau tidak. Karena pada saat itu aku tidak merasakan sakit dan tidak mengeluarkan darah. Yang jelas sejak saat itu sex menjadi kebutuhan biologisku. Repotnya aku tidak dapat memenuhi kebutuhan biologisku ini kepada pacarku yang sebangku kuliah, dia sangat alim dan selalu membatasi diri dalam berpacaran. Akhirnya aku semakin terjerat dengan bapak kostku yang mempunyai perbedaan umur 25 tahun (dia berumur 46 tahun). Kami melakukan selalu pada siang hari, yaitu pada saat istrinya sedang berada di kantor, dan semua teman kostku sedang kuliah. Sudah enam bulan berlalu, tanpa satu orang pun yang tahu, hanya barangkali pembantu rumah tangga yang mencium sesuatu diantara kami berdua.

Oom Pram pandai memainkan sandiwara dalam pergaulan sehari-hari di rumah. Dia memperlakukanku secara wajar, dihadapan rekan kostku yang lain maupun dihadapan istrinya. Jika tidak ada kuliah dan rumah kosong (kecuali pembantu), aku hampir selalu memuaskan hasratku. Dan untuk keamanan, aku selalu mempunyai stock kondom di lemariku yang selalu terkunci (walaupun pembelian kondom ini selalu menjadi masalah tersendiri bagiku, karena aku masih malu untuk membeli alat kontrasepsi tersebut).

Nani (bukan nama sebenarnya) adalah teman karibku yang tinggal sekamar denganku yang saat ini entah berada dimana, karena sejak kami lulus sarjana 15 tahun yang lalu, kami tidak pernah berhubungan lagi, dan mudah mudahan membaca cerita ini sekaligus sebagai nostalgia bersama. Pada suatu hari Nani pulang dari kuliah. Seperti biasanya tanpa ketuk pintu dia langsung masuk ke kamar. Ketika itu aku terbangun dari tidurku. Nani langsung mencopot sepatu dan mengganti pakaiannya dengan celana pendek dan t-shirt yang ketat. Dia memang tampak sexy dengan pakaian itu, buah dadanya tampak membusung, ditambah wajahnya yang cantik, aku yakin banyak pria yang menyukainya.

Dia tiba-tiba mengambil sesuatu dari pinggir bantal yang kupakai, aku terkesiap ketika mataku melirik barang yang baru diambilnya. Jantungku hampir copot rasanya.“Lin, ini punya siapa..?” matanya melotot, mulutnya terbuka penuh kekagetan. Aku tidak dapat menjawab, aku masih mencoba menenangkan hatiku. Di ujung jarinya masih dipegangnya kondom bekas pakai yang ujungnya masih berisi cairan putih. Memang ini kecerobohanku, biasanya sehabis melakukannya selalu kubungkus tissu dan kusimpan di tas atau lemari. Tapi kali ini aku ketiduran sehingga lupa mengamankan benda berharga itu. “Dengan pacarmu..?” Aku hampir mengangguk, tetapi mulutku berbicara lain, “Oom Pram..” jawabku pendek. “Oh.., hebat sekali kamu, ceritain dong, aku pikir kamu alim, sungguh mati aku nggak nyangka kalau kamu juga udah pinter. Kamu curang, aku selalu jujur dan cerita apa adanya sama kamu. 

Agen Ceme Online Terpercaya - Dewagalau

Eh nggak taunya pengalamanmu lebih hebat dariku.” Nani terus menerocos sambil merebahkan tubuhnya di sampingku. “Sudah berapa kali kamu sama Oom Pram..?” Aku memaklumi protes dan rasa penasarannya, karena Nani selama ini selalu terbuka denganku. Dia selalu menceritakan hubungaan sex-nya dengan pacarnya sedetil-detilnya, dari ukuran penis sampai posisi pada saat melakukannya. Sedangkan aku sama sekali tidak pernah menceritakannya karena rasa malu, karena kulakukan justru tidak dengan pacarku tetapi dengan laki-laki yang seumur dengan pamanku.

Sejak saat itulah aku mulai menceritakan aktifitas sexual kami kepadanya, aku ceritakan bagaimana pengalaman pertamaku yang tanpa rasa sakit dan tanpa darah, bagaimana Oom Pram mengajariku dan membimbingku dengan penuh kesabaran. Dan kuceritakan pula bagaimana induk semangku itu begitu perkasanya di atas ranjang, bahkan beberapa kali aku mengalami orgasme lebih dari satu kali. Pernah suatu kali aku ceritakan pengalaman yang tidak kulupakan hingga sekarang (kini aku sudah mempunyai dua orang anak yang sudah besar-besar), yaitu ketika kami hanya berdua, aku dan Oom Pram bercinta di atas sofa ruang tamu. Sungguh pengalaman yang fantastis. Dia duduk bersandar ke sofa, sedangkan aku dalam posisi duduk atau lebih tepatnya jongkok di pangkuannya menghadap ke arahnya, kelamin kami menjadi satu, saling mengisi, saling menggesek dan menekan, menjepit dan menggoyang. Dan hubungan intim kami akhiri dengan rintihan panjangku di pojok karpet di bawah meja tamu. Sungguh pengalaman yang sangat hebat. Sampai kini pun aku selalu mengkhayalkannya dan mengimpikannya.

Hingga suatu saat Nani mengusulkan seuatu yang membuatku termenung. Memang pada awalnya usulannya masih bersifat gurauan, tetapi akhir-akhir ini ia semakin mendesakkan kemauannya. Bahkan sambil bergurau ia mengancam akan membeberkan kisahku ini ke pacarku. Aku butuh waktu seminggu untuk menimbangnya, aku belum rela untuk berbagi cinta dengan kawanku ini, tetapi lama-lama aku tergelitik, apalagi Nani selalu membujuk dan mengkhayalkan keindahannya bagaimana kalau kami melakukan hubungan sex bertiga. Dan akhirnya aku pun menyetujuinya.

Seperti yang sudah kuduga sebelumnya, Oom Pram tidak keberatan dengan gagasan ini. Dan dipilihnya waktu yang paling tepat, yaitu ketika istrinya sedang mengunjungi orang tuanya di Jawa Tengah. Dan tempat yang telah disepakati adalah di kamar tidurnya bukan di kamarku. Kamarnya ada di rumah induk, sedang kamarku ada di Paviliun yang memang disediakan untuk indekost. Sekitar jam sembilan malam, ketika teman kost lain sudah masuk kamar masing-masing. Aku pun masuk ke kamar Oom Pram tanpa satu orang pun yang melihat. Oom Pram yang sudah menunggu sambil nonton TV di kamar menyambutku dengan dekapan dan ciuman yang hangat. Kuedarkan mataku keliling kamar, sebuah kamar yang luas, indah dan mengagumkan, kamar yang tidak kalah dengan sweet room di hotel berbintang lima. Inilah pertama kali aku melihat kamarnya, diam-diam kukagumi taste istrinya dalam menata kamar yang begitu indah dan mengagumkan.

Tidak berapa lama kemudian Nani datang menyusul, terlihat kecanggungannya, hilang sifat lincahnya. Kubimbing dia ke arah Oom Pram. Oom Pram memeluk Nani dan mencium pipinya. Kecanggungan dicairkan oleh Oom Pram dengan obrolan ringan dan gurauan kecil. Karena kulihat baik Oom Pram maupun Nani masih sungkan untuk melakukannya, maka aku pun berinisiatif untuk memulainya. Kubimbing Oom Pram ke tempat tidurnya yang sangat luas, kucumbu dan kucium dia. Kami berciuman, saling mengelus cukup lama dan birahiku mulai naik ketika tangannya meremas dengan lembut buah dadaku. Kulihat Nani masih duduk pasif di ujung tempat tidur memperhatikan kami. Kulepas pelukanku dan kutarik tangan Nani ke arah kami, dan ia segera masuk ke dalam rengkuhan Oom Pram.

Walaupun birahiku sudah mulai bangkit, tetapi kugeser posisiku untuk memberi kesempatan pada Nani menikmati ciuman dan belaian Oom Pram. Nani terlihat sangat bernafsu, apalagi ketika buah dadanya yang sexy diremas-remas oleh Oom Pram. Tubuhnya menindih tubuh Oom Pram dengan posisi miring memberi kesempatan buah dada kirinya untuk diremas, dua belah pahanya menjepit paha kanan Oom Pram, bahkan dari gerakan pinggulnya aku yakin Nani sedang menggesekkan selangkangannya di paha Oom Pram.

Kuhampiri Nani, kubuka resleting di punggungnya, ia menghentikan kegiatannya untuk memberikan kesempatan aku melepas pakaiannya, dan dalam sekejab dia sudah telanjang bulat, seperti diriku dia juga tidak mengenakan BH maupun CD. Tubuhnya memang indah dan aku selalu mengagumi tubuhnya itu, karena sebagai teman sekamar, aku sudah terbiasa melihat kepolosannya itu. Hanya ada satu hal yang belum pernah kulihat, yaitu bibir bawahnya tampak sedikit membengkak dan warna kemerahan membayang di balik rambut kemaluan yang tidak terlalu lebat.

Oom Pram segera meraih kedua buah dadanya untuk mencium sekaligus meremasnya, Nani tampak menikmatinya dan membiarkan seluruh tubuhnya dinikmati oleh Oom Pram. Tangannya kulihat mulai mengelus pangkal paha Oom Pram yang masih terbungkus piyama. Aku sebenarnya sangat terangsang dengan adegan itu, apalagi ketika mereka berdua sudah tanpa busana, dan percintaan mereka makin seru dimana dalam posisi tidur telentang di tengah tempat tidur yang harum dan mewah. Oom Pram mempermainkan kelamin Nani dengan lidah dan bibirnya, sedangkan Nani setengah jongkok di kepala Oom Pram merintih-rintih keenakan sambil menunduk melihat kemaluannya yang sudah makin membengkak.

Agen Qq Online Terpercaya - Dewagalau

Kulepas pakaianku, kurasakan buah dadaku sudah mengeras dan vaginaku sudah terasa basah. Kudekati penis Oom Pram yang tegak berdiri dengan kepala yang mengkilat, dikelilingi oleh otot yang kebiru-biruan, sebuah pemandangan yang bagiku sangat indah. Kugenggam batang penisnya, kadang kukecup ujung penisnya. Tidak seperti biasanya, kali ini aku tidak berani memainkannya seperti yang disukainya. Aku tidak menelusuri otot batangnya dengan lidahku, tidak pula menyedot seperti menyedot es lilin ketika aku masih kanak-kanak. Karena aku sadar, bahwa perjalanan masih panjang. Kali ini dia akan bercinta dengan dua orang wanita muda yang sedang haus-hausnya. Aku takut dia akan “selesai” sebelum waktunya.

Ketika Nani mengerang makin keras, dan gerak pinggulnya terlihat makin tidak terkendali, Oom Pram segera mengakhiri permainan. Dia bangkit dan membimbing Nani untuk rebah di sampingnya berbantal lengan kirinya. Direngkuhnya aku, sambil mencium bibirku tangan kanannya merangkulku dan mengelus punggungku. Kunikmati permainan lidahnya, kadang lidahnya menjalar dalam mulutku, kadang lidah kami saling beradu. Kubiarkan tangan Nani ketika dari posisinya dia mejulurkan tangan untuk ikut meremas buah dadaku, karena menambah kenikmatan yang kurasakan. Bahkan ketika dia bangkit dan jarinya menyibak bukit kemaluanku yang sudah basah, aku malah merentangkan kedua belah pahaku lebar-lebar. Aku sama sekali tidak merasa risih, bahkan sebenarnya aku ingin dia melakukan lebih dari mengelus klitorisku. Aku ingin bibir Nani yang sensual itulah yang melakukannya. Tapi itu tidak dilakukannya.

Oom Pram bangkit dari posisi tidurnya, dari gerak dan sikapnya aku segera tahu bahwa dia sudah akan menyudahi pemanasan yang bagi kami terasa sangat lama dan menyenangkan, walaupun sebenarnya Nani sudah memintanya sejak tadi. Aku memberi kesempatan Nani untuk melakukannya terlebih dahulu, ia sudah dalam posisi telentang dengan kaki yang ditekuk dan kedua belah paha terbuka lebar, sehingga dua bukit kemaluannya terbelah dengan menampakkan semburat magma merah dari celahnya. Sebuah pemandangan yang sangat indah, sebuah tubuh putih yang mengkilat karena keringat, buah dadanya yang padat pinggang yang ramping. Mata Nani memandang sayu ke arah Oom Pram yang sudah berada di depannya siap melakukan tugasnya.

Oom Pram masih menjelajahi tubuh indah itu dengan matanya sambil tangan mengelus paha Nia, tubuhnya masih kelihatan kokoh. Aku tak pernah bosan memandang, entah sudah berapa kali aku menjamah dan menikmati tubuh lelaki itu. Aku lah yang tak sabar melihat adegan sejoli ini berlama-lama, kuraih penisnya dan kutuntun ke arah lubang kawah yang merah menyala. Nani sedikit mendongakkan kepala ketika ujung kemaluan Oom Pram mulai masuk ke vaginanya, mulutnya mendesis lembut. Jika sedang bercinta denganku, Oom Pram selalu memulai dengan tidak memasukkan penuh, tetapi hanya kepalanya saja, kemudian menancapkan berkali-kali ke arah atas di belakang klitoris, memutar dan menggoyangnya.

Demikian juga yang dilakukan kepada Nani, kocokan ringan itu membuat Nani makin mendesis-desis, disertai sapuan lidah di bibirnya sendiri. Lututnya terlihat bergerak membuka dan menutup kadang-kadang pinggulnya diangkat mencoba menenggelamkan batang yang mempesona itu, tetapi selalu gagal. Aku tidak dapat menahan diri, tanganku kuremaskan ke buah dada Nina yang bergoncang lembut, bahkan lama-lama jari tanganku mengelus-elus klitoris Nani yang tidak lagi mendesis tetapi sudah merintih-rintih.

“Oom.. masukkan yang dalam.., sampai habis..!” ia menghiba sambil tangannya menekan pantat Oom Pram.

Dan dia merintih panjang ketika penis Oom Pram menancap makin dalam sampai ke pangkalnya.

Kulihat di depan mataku sepasang manusia sedang malakukan persetubuhan, sang wanita sambil mendekap pasangannya, mulutnya merintih dan mendesis. Sang lelaki dengan tubuh yang berkeringat mengayunkan pinggulnya ke atas ke bawah, kadang desis kenikmatan juga terdengar dari mulutnya. Sesekali sang lelaki dengan mata penuh nikmat menatap kosong kepadaku. Aku mundur ketika Nani mulai liar, kakinya mendekap tubuh Oom Pram dengan kencang, pinggul diangkat ke atas seakan ingin menyatu dengan lawan mainnya, dagunya mendongak disertai lenguhan panjang, “Aaahh..”

Detik-detik indah Nani telah lewat, beberapa saat Oom Pram masih menindih di atas tubuhnya, dibelainya rambutnya dan dicium lembut bibirnya. Sebenarnya pada saat yang sama vaginaku sudah berkedut nikmat, aku sangat terangsang penuh birahi, tapi aku masih harus besabar beberapa menit untuk memberi kesempatan Oom Pram mengambil nafas. Walaupun aku tahu pasti bahwa dia belum berejakulasi.

Aku segera turun dari tempat tidur, kuambil tissue dan kondomku, kubersihkan dengan hati-hati penisnya yang basah kuyup oleh lendir Nani. Kusarungkan kondom berwarna merah jambu di kemaluannya. Beda dengan Nani yang tidak menyukai memakai alat itu, dia lebih menyukai pil KB yang diminumnya secara rutin, karena hubungannya dengan pacarnya.

Kulihat Oom Pram sambil telentang memperhatikan apa yang sedang kulakukan, mulutnya medesis penuh nikmat ketika penis yang sudah bersarung itu kukulum dan kusedot. Dalam nafsuku yang puncak itu, aku merasakan tidak perlu lagi pemanasan, aku segera memposisikan diri jongkok di atasnya, kamaluan kami sudah berhadapan nyaris menyentuh. Aku masih sempat bermain di luar sebentar, sebelum semuanya kumasukkan sampai ke dasar dinding rahimku. Kurebahkan tubuhku di atas tubuhnya, kuhisap mulutnya.

Kukerutkan otot-otot di dalam vagina untuk mencengkeram penisnya. Bersamaan dengan itu kuputar pinggulku sambil kutarik ke atas sampai ke leher kemaluannya. Kemudian dengan cara yang sama kulakukan dengan arah ke bawah, dan kulakukan berulang-ulang. Ia mengelus dan meremas bokongku, pinggulnya menyodok vaginaku dari bawah dengan irama yang sudah sangat harmonis. Posisi ini adalah posisi favoritku (hingga kini). Buah dadaku terhimpit di dadanya, perutku menggeser-geser perutnya dan desis kenikmatan kami semakin menyatu.

Kurasakan gesekan otot dan kulit penisnya di dalam vaginaku, rasanya enak sekali, kepala penisnya yang besar yang menyodok-nyodok dinding rahimku makin menambah kenikmatan yang kualami. Bagian dalam vaginaku berkedut makin dalam. Aku melenguh panjang, kutepuk pundaknya dan ia segera mengerti untuk menghentikan kocokannya. Sementara aku juga menghentikan gerakanku dan meikmati kedutan yang merambah jaringan kemaluanku. Aku mengalami orgasme ringan, aku tidak ingin permainan cepat selesai, baru lima belas menit kami bersetubuh, biasanya aku tahan lama sekali. Mungkin karena aku menonton dan terlalu meresapi permainan Nani tadi.

Aku masih menumpuk di atas tubuh Oom Pram, kemaluannya masih terjepit dalam sekali di dalam kelaminku yang masih menjalar rasa nikmat.

“Oom.., enak sekali. Aku pengen lama. Lamaa sekali..!” kucium pipinya dan kudekap tubuhnya.

Dan ketika dia mulai mengocokku dengan ringan dari bawah, segera kutepuk kembali pundaknya, “Aaah, jangan dulu Oom.., Lani belum turun..”

Agen Blackjack Online Terpercaya - Dewagalau

Kurebahkan kepalaku di samping kepalanya, kudekap tubuhnya yang kekar, kuluruskan kakiku sehingga paha kami saling menempel, dengan posisi ini aku merasa menjadi satu dengannya. Kemaluannya masih tetap di dalam tubuhku.

Wajahku berhadapan dengan wajah Nani yang sejak tadi menonton pertunjukan kami, tangan kirinya meremas-remas buah dadanya sendiri, sedangakan tangan kanannya menggosok-gosok klitorisnya. Nani sudah mulai bangkit lagi nafsunya, wajahnya menampakkan kenikmatan mansturbasinya. Menit berikutnya Oom Pram sudah menggulingkan tubuhku ke samping tanpa melepaskan kesatuan kami. Dan dalam sekejap tubuh yang mengkilat oleh keringat sudah dihadapanku dengan posisi push up, kedua tangannya berada di samping tubuhku, kedua kaki lurus dan merapat. Penisnya sangat besar dan keras masih terasa menekan dalam lubang kenikmatanku.

Kulipat kakiku dan kubuka lebar-lebar pahaku, karena aku tahu bahwa Oom Pram akan segera mengaduk-aduk isi kelaminku dengan alatnya itu. Aku sudah siap untuk dipuasinya, dan aku pun siap untuk memberikan peyananku. Dia mulai menarik pelan-pelan penisnya, kuimbangi dengan remasan otot vagina, kurasakan nyeri kenikmatan dari bawah tulang kemaluanku. Aaahh.., aku mulai mendesis, kuputar pinggulku, dan kuremas-remaskan dan kusedot habis kemaluannya, aku merintih tidak tahan, Oom Pram mendesis.

Aku dipompa dengan putaran ke kanan kadang ke kiri, kadang diulir kadang ditancap lurus ke bawah. Rasa geli dan desiran nikmat makin merambat di seluruh kemaluanku. Kakiku sudah terangkat tinggi menggapit pinggangnya, pinggulku selalu melekat erat dengan pinggulnya. Pangkal kemaluan kami saling melekat, klitorisku bergetar hebat. Oom Pram mendekapku erat, diciumnya bibirku, nafasnya sudah memburu, kocokan penisnya menghujam dengan kencang dan dalam, bersamaan dengan itu kedutan dahsat dalam lubang kemaluanku. Dia telah memancarkan spermanya.

Bersamaan dengan itu kulepas pula keteganganku. Kutahan jeritan kenikmatanku.
“Oom Pram.., oh..”

Aku tergolek lemah di samping Nani yang sedang menuju klimaks dalam mansturbasinya. Malam yang indah yang sampai kini pun aku sering melamunkannya. Sobatku jika kau membaca ini kau pasti tahu bahwa ini aku sobatmu yang dulu, apakah kau masih merindukan Oom kita..? Aku pun begitu.

Kamis, 31 Maret 2016

Cerita Seks Langsung Aku Ajak ML

Cerita Seks Langsung Aku Ajak ML | Agen Poker Online Terpercaya



Agen Poker Online Terpercaya - Dewagalau


Kisah ini berawal dari aku masih kuliah semester dua , saat itu aku berpacaran dengan Manda baru 3 minggu kemarin aku menyatakan cinta kepada dia, aku tembak saat dia di kantin kampus, diman awaktu itu aku sedang asyik bercanda dengan teman temanku, sampai suatu waktu yang tepat aku bilang kepadanya.

cerita sex Mahasiswi, cerita sex panas Mahasiswi, cerita sex terbaru Mahasiswi, cerita sex hot Mahasiswi, cerita sex foto mahasiswi cerita sex mesum mahasiswi cerita sex baru

“Nda,,aku sayang sama kamu..aku mau mulai sekarang kamu jadi pacarku…

” lalu dengan tertunduk malu disertai semburat merah dikedua pipinya dia tersenyum manis sekali lalu berkata.. ” aku juga sayang sama kamu, tapi aku gak mau kecewa…

” sore hari di kantin kampus saat itu terasa begitu indaahnya hingga aku malu sendiri dihadapannya karena kegiranganku.

Manda adalah seorang gadis yang periang..dengan postur tubuh yang sangat ideal untuk gadis-gadis dikampusku..tingginya sekitar 165cm, dengan rambutnya yg hitam berkilau panjang sepundak, kulitnya putih bersih tanpa cela

Ukuran bra nya 36B, ku tau pada saat aku tanyakan padanya di malam minggu pertama waktu aku datang ngapel kerumahnya…tubuhnya yang tegak kala berjalan dengan dagu nya yang sedikit diangkat menambah keanggunan seorang gadis..raut wajahnya yang elok cantik dengan bibir yang selalu tersenyum dan matanya yang indah.

Yang selalu mencerminkan segala emosi yang di rasakannya..sungguh sebuah karya terindah dari seorang gadis yang pernah aku miliki saat itu.Malam minggu pertama, aku datang dan kami mengobrol diteras samping rumahnya.

Dia begitu cantik dengan mengenakan rok terusan bunga-bunga dengan seutas tali mengait pundaknya yang memperlihatkan keelokan bahu dan kulit tangannya..

“papa mama baru aja pergi, katany mau kondangan tuh” jawabnya saat aku tanyakan kedua orang tuanya. “Waah kita bisa bebas dong sayang…??” godaku yang disambut rebahan tubuhnya dipangkuanku.

Lalu setelah obrolan kecil disertai canda ringan aku coba untuk mencium bibirnya yang merah menggoda…lalu kamipun berciuman, begitu lembut bibirnya dan sedikit basah..setelah sekitar 15 menit berciuman aku beranikan tanganku untuk meraba dadanya.

Agen Ceme Online Terpercaya - Dewagalau

Sempat dia tepiskan tanganku..tapi aku coba lagi…dan selalu dia tepiskan tanganku…dan akhirnya dia biarkan tanganku menyentuh pangkal payudaranya..ternyata aku terhalang dengan bra nya..dengan tanpa menyerah aku coba untuk mencari letak puting payudaranya.

Hingga kutemukan dan kuraba-raba dengan jari-jariku…nafasnya kamipun terrasa mulai memburu…lalu dia melepaskan ciuman panjang ku lalu menatap tanganku yang masih sibuk mencari pentil nya…

“susah yaa…??? aku kedalem dulu yaah..aku mau buka bra biar kamu gak susah..

” bisiknya sambil menatap sayu padaku dan tersenyum…aku iya kan, sambil dia berlalu aku yang kegirangan segera meluruskan posisi penisku yang terangsang hebat dari apa yang baru saja aku alami.

Tak lama dia datang lalu langsung duduk dipangkuanku kami berhadapan dan tangannya melingkar di leherku..tatapanya tajam kearahku lalu dia berbisik ” tangan kamu nakal sayang…

” aku balas tersenyum “kamu suka…???” kataku, “tersenyum malu sambil menunduk lalu dia kembali menciumku…kami berpagutan kembali…dan tanganku langsung pada sasaran sebelumnya yaitu kedua payudaranya…

Darahku terasa semakin kerasa berpacu karena kurasakan begitu halus dan kencangnya kulit payudaranya..dan saat kusentuh putingnya, ada nafas tertahan dari Manda dalam keasyikannya melumat lidah dan bibirku.

Nafasnya semakin terengah-engah lalu kurasakan dia menggodaku dengan menggoyang-goyangkan pantatnya..kini aku yang merasa dipermainkan..dia melepas ciumannya dan menatapku tersenyum nakal dan dengan tetap menggoyang-goyangkan pinggulnya..dengan maksud menggodaku…

Agen Qq Online Terpercaya - Dewagalau

“Aduuuh sayaaang…kamu nakal amaat siiiihh…” kataku,

“abis kamu duluaan…” jawabnya.

“punya kamu keras amat sayang…??? kasian aku ma kamu…mau aku keluarin…???” tanyanya, lalu aku mengangguk tanda mengiyakan…

Lalu dia beranjak dari pangkuanku dan beringsut sujud dibawahku…dengan sabar dia menurunkan resleting jeans ku melepas tali pinggang ku dan menurunkan celana dalamku…sesaat dia tersenyum menatapku dan kembali menatap penisku.

”Punya kamu gede banget sih sayang…” sebenarnya aku masih terasa malu saat itu karena baru 3 hari kita jadian..tapi penisku sudah berhadapan dengan wajahnya yang cantik itu.

Dan selanjutnya dia mulai perlahan menunduk..menyentuh ujung penisku dengan hati-hati…lalu mengecupnya sekali sekali…Ohhh,,,sungguh pemandangan yang luar biasa indah…

“Sayang…aku keluarin yaaa…tapi nanti kalo udah mau keluar bilangin aku yaah…kamu juga liat-liat kedalem yaa..aku takut bi inah pembantuku nanti keluar..bisa diaduin aku sama mama papa…”

“Iyaaa….” jawabku

Lalu dia mengulum lembut kepala penisku dengan sekali mempermainkan lidahnya dalam kulumannya…aku nikmati setiap sentuhan bibir dan lidahnya dipermukaan penisku.

”ohh sayang….” saat dia melepas kulumannya dia menatapku dengan tatapan manja dan senyum yang menggoda…lalu kembali dia mengulum penisku sambil tangannya mengocok perlahan.

Tak beberapa lama aku rasakan dorongan yang begitu kuat terasa di kedua biji pelirku…lalu rasa itu semakin kuat terasa…dan “Sayaaang aku mau keluaaaaaarrr……………..!!!!” bisikku tertahan

Lalu dia lepaskan kulumannya dan mengocok semakin cepat pada batang penisku sambil tatapannya tak lepas melihat raut mukaku..seakan menikmati setiap hentakan tangannya…sambil sesekali lidahnya menjilat-jilat ujung penisku…dan akhirnya

“Aaaaaachhh….sayaaaaang” aku keluar menyemburkan cairan putih kentalku berkali-kali dan kulihat dia tak beranjak dari posisinya bahkan dia membuka mulutnya seakan menampung setiap semprotan-semprotan spermaku didalam mulutnya.

Ohh, benar-benar pemandangan yang sangat menggairahkan…”Ohhh…sayaaang enak bangeeeeeet….!!!!

Kamis, 10 Desember 2015

Dita Merem Melek

Dita Merem Melek | Agen Poker Online Terpercaya


Aku merupakan karywan pertama Perusahaan yang aku tempati sekarang, dimana tempatku bekerja adalah tempat pembuatan saos yang berada di pekalongan aku diposisikan sebagai marketing sesuai dengan ijazahku lulusan ekonomi akutansi, setelah beberapa tahun aku bekerja disini aku dinaikkan pangkatku menjadi supervesior yang mana tentunya aku mempunyai banyak staff dan kebanyakan dia adalah perempuan.





Dalam merekrut karyawan tentu aku yang banyak menentukan kriteria seorang calon karyawan. Yang pertama adalah menarik, diutamakan bila cantik. Pendidikan terendah SMA, tinggi badan terendah 155 cm dan tentunya tidak terikat oleh perusahaan manapun.

Mau bekerja full time bila perusahaan membutuhkan dan bersedia bertugas ke kota lain bila order berlimpah. Kriteria itu aku kirimkan ke sebuah surat kabar terkenal dan hasilnya banyak sekali pelamar yang berminat bahkan melebihi dari kriteria yang aku butuhkan, mereka sarjana semua seperti aku.

Di awal berdirinya perusahaan hanya membutuhkan sepuluh karyawan, satu diantaranya seorang laki-laki. Karyawan laki-laki aku kirim ke luar kota untuk merintis bagi masuknya order baru. Ternyata pilihanku tidak salah, karyawanku itu ternyata pandai menarik order sehingga perusahaan kebanjiran order.

Satu dari sembilan staffku bernama Shariffa dipanggil dengan Iffa. Selain cantik, kulitnyapun mulus dengan sorot mata yang menawan sehingga membuat jantungku berdegub-degub bila dekat dengannya.

Dia sudah bersuami, suaminya kini tergolek lemah dirumah akibat kecelakaan yang dialaminya sehingga membuatnya lumpuh. Santunan yang diberikan dari perusahaan suaminya berkerja habis untuk berobat suaminya.

Kejadian itu sudah hampir setahun yang lalu, lambat laun kondisi keuangan mereka menipis itulah yang membuatnya harus mencari kerja untuk menghidupi keluarganya, merawat suaminya diserahkan kepada ibu mertuanya.

Untung mereka belum dikaruniai anak, sehingga Iffa leluasa untuk mencari kerja, meninggalkan sang suami tercinta dalam perawatan ibundanya. Pengalaman hidupnya diceritakan kepadaku ketika kami berhenti untuk makan di rumah makan dalam perjalanan menuju ke Jogja.

Hanya kami berdua, sopir yang kami pakai minta ijin karena keponakannya akan disunat. Di Jogja kami langsung menemui beberapa klien kami untuk melakukan transaksi, kalau dihitung ada puluhan toko yang berhasil kami tambah ordernya hal yang sangat luarbiasa bagi karierku.

Kami menginap disebuah losmen di sekitar daerah Maerokoco di jalan Jogja-Magelang. Mobil kijang yang kami pakai aku belokkan masuk ke halaman parkir losmen, untuk itu perusahaan mempercayakan aku membawa salah satu dari beberapa mobil terbaiknya.

“Mas satu kamar saja,” kata Dita kepadaku ketika kami hendak keluar dari mobil.

“Kenapa?” Seraya aku melirik kearahnya, tampak dia tersenyum sambil menyibak rambutnya yang tergerai.

“Biar ngirit, uang kamarnya bisa aku belikan obat untuk suamiku.”

“Oke, baiklah kalau begitu istri yang baik.”

“Ah, jangan begitu dong,” sambil mencubit pahaku.

“Eit, jangan ketengah-tengah lho,” aku menggoda. “Ih mas nakal ah.” Gurauanku yang hanya sesaat ternyata ditanggapi lain oleh Dita, tanpa sepengetahuanku rona wajahnya berubah memerah. Wajar, hampir setahun tubuh mulus itu sudah tidak terjamah oleh suaminya.

Lalu kami keluar dari mobil menuju ke resepsionis dan mendapat kamar dengan satu ranjang. Seorang belboy atau pelayan mengantar kami dan membukakan pintu.

“Masih ada yang bisa saya bantu pak?”

“Tidak,” seraya aku mengulurkan satu lembar uang sepuluh ribu,

“terimakasih mas” kataku.

“Saya juga terimakasih pak,” kata pelayan itu seraya menerima uang yang aku sodorkan.

“Aku mandi dulu ya?”

“He-eh,” gumamku sambil mengeluarkan beberapa pakaian untuk diletakkan kedalam lemari. Rencananya kami di Jogja selama dua hari. Ketika aku menoleh kearah kamar mandi, ternyata pintunya tidak ditutup selang beberapa saat kemudian terdengar dia memanggilku,

“Mas” Berlahan aku beranjak kearah suara dari dalam kamar mandi, ‘DEG..!’ jantungku serasa mau meloncat ketika aku sampai di pintu tampak Dita hannya mengenakan beha dan celana dalam berwarna merah saja.

Mataku melotot memandang lekat-lekat kepayudaranya yang masih tertutup beha ukuran 34, menggantung indah. Sementara pelan mataku menyapu kebagian bawah tampak selangkangannya menonjol berbalut celana dalamnya.

Dibaliknya tersebunyi rambut-rambut tebal dan dengan malu-malu Dita menggeser salah satu kakinya sehingga tampak belahan tempeknya samar-samar.

“Mandi bareng mas”

“Y-Ya,” kataku gugup.

“Koq diem saja, lepas dong.” Seperti kerbau dungu, aku melepas pakaian yang aku pakai.

“Ah-h!” Dita terpekik ketika aku melepas celana dalamku, tampak kontolku tegak menjulang. Suatu anugerah yang tidak aku bayangkan, aku memiliki kontol berukuran long size.

Mendekati angka 19.5 cm dari pangkal atasnya ditambah bundar bagian bulat kepala kontolku yang aduhai. Rambut didadaku yang merambat turun menghiasai seputar pangkal kontolku. Kepalanya yang bundar besar tidak dapat menutupi bahwa memang aku memiliki kontol seukuran pisang ambon besar, sungguh duakali ukuran standar yang tinggi badanku 170 cm dan berat 62.5 kg.

“Ahhh..!” Dita bergumam lirih didalam kamar mandi berukuran 2×2 meter ketika aku masuk mendekat.

“Segede ini mas punyamu,” mukanya memerah menahan nafsu birahi, napasnya mulai memburu memperlihatkan sepasang payudaranya yang berukuran 34B bergetar-getar.

Terasa kelembutan telapak tangannya ketika dia menggenggam batang kontolku, “tidak sebanding dengan suamiku, hhmm..” kedua tangannya meremas lembut hingga bagian kepala kontolku.

“Bagaimana?” Sambil aku mengusap rambutnya, sementara pandangan Dita tidak lepas dari kontolku yang dirmasnya dengan lembut. “Gedhee sekalee gito loh!” Aku mengangkat wajahnya, dia menatap tajam kearahku.

Api birahi terlihat dari sorot matanya yang nanar tajam menusuk kedalam kornea mataku. Aku tidak perduli, aroma parfum dan dan bau keringat sudah bercampur jadi satu. Untung saja mobil yang kami pakai ber-AC dan berparfum sehingga kami tidak bermandi keringat ketika kami putar-putar Jogja untuk menemui klien kami.

Sekian lama semenjak suaminya menderita lumpuh, Dita menghabiskan hari-harinya untuk mengurus suaminya. Kelumpuhan yang menimpanya membuat suaminya tidak mempu menjalankan tugasnya sebagai seorang suami dan laki-laki.

Kini, kerinduan akan sentuhan seorang laki-laki menohok jantungnya. Dita kuatir dan takut keluguan dan kealimanku dimatanya akan menolak ajakannya. Wow justru sebaliknya, dengan semangat juang tinggi dan birahi yang meledak-ledak aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

“Hhmm.. ssstttt..” aku menjatuhkan bibirku dan mendapat sambutan hangat dari Dita. Sebentar dia melepaskan genggaman kontolku dan melingkarkan naik kedaua tangannya kearah leherku.

Kedua tanganku merayap diseputar punggungnya sementara bibir kami saling berpagutan, lidah kami saling meliuk-liuk. Sementara kontolku yang besar menekan lembut selangkangannya. “Hm-mmh…!!!” Dita melenguh, napasnya terasa hangat menerpa ujung hidungku ketika aku menekan pinggulku ke selangkangannya sehingga batang kontolku menekan permukaan tempeknya.

Pandangannya gelap, besar, sangat besar kontol ini pikirnya penuh birahi. Kontolku meliuk-liuk dalam jepitan pinggulku dan selangkangannya membuat keluar cairan bening dari kepala kontolku. Kami terus berpagutan, lidah kami meliuk-liuk penuh nafsu, sementara air liurku dan air liurnya sudah bersatu membasahi kedua mulut kami.

Tak ketinggalan kontolku melesat kesana-kemari di permukaan celana dalamnya. Aku berusaha melepas tali beha yang dipakainya, tersibak sepasang payudaranya dan aku meremasnya dengan lembut.

Ciumanku merayap turun kepermukaan puting susunya yang aku jepit menggunakan sepasang bibirku. “Sssttt..tt..mmaa… sss..” dia mencengkeram kedua pundakku.

Sementara bibir dan hidungku asyik di sepasang payudaranya, telapak tangannku berlahan menarik turun celana dalamnya. Iffa hanya bersandar pada bak air kamar mandi dengan muka dan mulutnya mendesah.

“Terruss.. sss… masss..!!” Ciumanku merayap turun, cairan keluar dan meyayap turun dari liang vaginanya ketika lidahku mulai bermain di klentitnya.

“Ah..hh..nikk..kk..mm..aat..!!!” Dita terdongak seraya sedikit membungkuk manakala klentitnya dengan menggunakan bibirku aku tarik dengan lembut keluar lalu ujung lidahku menjilat sambil memutar-mutarnya.

“Pppp.. fff… fff….!!!” Crot..crot..crot…!! Dita terkulai sambil memelukku dia sudah orgasme. Tangannya menuntunku keatas ranjang, menyuruhku duduk ditepian dengan dia berlutut dan tangannya menggenggam kontolku sesaat lidahnya mulai berputar-putar di kepala kontolku yang telah mengeluarkan cairan.

Berlahan genggamannya bergerak naik turun mengocok-ngocok kontolku yang berkilat-kilat akibat cairan birahinya.

“Ahh-h” Melihat aku terengah-engah Dita menghentikan kocokannya, kontolku sampai memerah dan berdenyut-denyut.

“Dimasukkan mas,” Dita bergegas naik keranjang dan terlentang, membuka kedua kakinya lebar-lebar sehingga tempeknya membuka bagaikan buah durian yang disibak.

“Ahh-h,” dengan bimbingannya kontolku mengarah kedinding vaginanya. Kepala kontolku menyeruak masuk menembus hingga pangkal vaginanya. Hangat, licin dan berdenyut-denyut mencengkeram batang dan menjebak dalam-dalam kepala kontolku.

Dengan memeluknya erat aku mempermainkan pinggulku naik turun. “Sssttt.. ttt… nnni.. kk..mmaatt… sssstt..” Dita turut memutar-mutar pinggulnya, sementara kontolku yang berukuran jumbo tercengkeram erat oleh vaginanya yang biasanya dimasuki oleh kontol suaminya yang berukuran standar.

Dita menekan kuat pinggulku dengan kedua tangannya tapi karena panjangnya 19.5 cm maka 3/4 saja yang masuk, itupun Dita sudah sangat-sangat merem-melek. Luar biasa kontol yang aku miliki, kesombongan melintas dalam benakku.

Tapi yang namanya pengalaman merupakan modal yang utama selain besarnya kontolku. Tidak sampai lima belas kali sodokan tiba-tiba crot-crot-crot aku menembakkan spermaku, melihat itu Dita tidak tinggal diam. Kedua kakinya menelikung dipinggulku, mendekap sangat erat dan crot-crot-crot diapun orgasme untuk yang kedua kalinya.

“Ennaaakk..gila!”

“Mau telpon siapa?” Kataku disuatu pagi ketika kami merencanakan untuk kembali ke Pekalongan.

“Telpon rumah,” katanya dengan manja sembari tiduran di ranjang losmen. Mataku memandang payudaranya dalam balutan kaos berwarna biru ketat.

Dibagian pusarnya terlihat dan resletting celana jeans-nya tidak dikancingkan sehingga celana dalamnya yang berwarna biru terlihat sangat kontras dengan warna kulit tubuhnya yang putih mulus.

“Kangen?” Selidikku dengan nadah cemburu, aneh padahal toh dia akan menelepon suaminya. Suaminya yang sah dan aku cemburu justru akulah yang aneh, tapi itu tidak aku sadari. Aku menelan ludah manakala tanpa sengaja Dita menggeser badanya sehingga resletting celananya semakin melorot sampai kedasar, hanya tinggal menunggu ditarik turun maka terbukalah semuanya.

“Mau bilang kalau aku pulang tiga hari lagi,” dia melirik manja kearahku dan mungkin dengan sengaja sedikit menurunkan belahan celananya dan telapak tangan kirinya merayap kepermukaan celana dalamnya yang berwarna biru, lalu terdengar dia berbicara dengan seseorang di telepon genggamnya.

Aku hanya melongo, pintu lemari yang hendak aku buka aku tutup kembali. “Pa, masih ada orderan yang harus aku selesaikan nih.

Aku balik tiga atau empat hari lagi, gimana kabarnya?” Dita diam sedang mendengar suara balasan dari HP-nya.

“Aku hati-hati deh pa, da.” Lalu dia memandang kearahku, aku hanya melongo didepan lemari.

“Tiga hari lagi kita pulang, oke?” Dita melepas kaos yang dipakainya beserta behanya, membuat payudaranya yang bulat kenyal terbuka, sementara celana jeansnya sudah hampir 1/3 melorot kebawah.
“Ayo, kita mulai lagi” Aku merayap di dadanya dengan tidak mengenakan pakaian selembar pun, kami berdua kembali berbugil ria di pagi itu.

“Uggh..hh..!”

“Auww..!”

“Massuu.. kk..” Seraya aku menyodokkan pinggulku.

“Ssstt.. ttt.. nnii..kkk..mm..m..aaat..” Sodokan dari pinggulku ke liang vaginanya alhasil membuatnya kelojotan, cairan yang keluar dari vaginanya sebagai pelicin karena sekali lagi hanya 3/4 kontolku yang tertancap di dalam vaginanya.

Bukan erangan kesakitan melainkan erangan kenikmatan yang keluar dan akan berulang-ulang terdengar sampai beberapa hari kedepan. Satu lagi kelebihanku adalah ternyata aku mampu melakukan orgasme sampai tiga kali, ini yang jarang dimiliki oleh laki-laki lain. Kelebihanku inilah yang dimanfaatkan oleh Dita sehingga membuatnya mana tahaann.

Masih ada Dita-Dita lain yang ikut merasakan kontolku, dimana dalam pekerjaanku aku termasuk sukses nyatanya order perusahaan sangat banyak sehingga pegawai marketing pun aku tambah.

Tidak jarang selama aku bawa mereka keluar kota mereka aku perlakukan sebagai selimut biologisku tentunya dengan iming-iming bonus yang besar.

Inilah yang membuat mereka tergiur, semua berkat uang.

Bagiku itu semua gampang, dengan bonus sangat besar dari perusahaan aku dapat memenuhi kebutuhan staffku yang bersedia dan harus mau menjadi selimut biologisku. Beberapa diantaranya menolak dan mereka menanggung akibatnya yaitu aku keluarkan dengan dalih banyak hal.

Selasa, 17 November 2015

Cerita Seks Nafsu Agresif Elsa

Cerita Seks Nafsu Agresif Elsa | Agen Poker Online Terpercaya


Elsa adalah seorang mahasiswi asal Pekalongan, Jawa Tengah. Aku mengenalnya ketika kami sama-sama menjadi peserta dalam kegiatan workshop bagi mahasiswa/i. Dia peserta dari sebuah sekolah tinggi ekonomi di kota S, sedangkan aku dikirim mewakili kampusku.

Bandar Qq - Dewagalau

Selama workshop, sebenarnya aku sudah mulai merasa kalau dia memperhatikanku, tapi aku juga tahu kalau dia sudah punya seorang cowok. Sehingga hubungan kami saat itu hanya sebatas SMS. Sampai pada satu jumat malam di bulan November tahun 2014.

 Elsa menelponku. Intinya dia mengatakan bsok pagi akan ke kota Y dan minta aku menjemputnya di terminal. Perkiraan kalau dia berangkat dari Kota S jam 7, maka jam 10 atau paling lambat jam 11 dia akan tiba di Y.

Keesokan harinya pukul 10 pagi aku sudah stand by di terminal bis antar kota di kotaku. Saat sedang mencari-cari, tiba-tiba saja dari belakang Elsa mengagetkanku. Dia tidak banyak berubah, tinggi 168 cm, rambut sebahu, bentuk wajahnya tirus mirip seperti artis Nia Ramadhani.

Namun tubuh Elsa lebih berisi, terutama dengan payudara yang berukuran 34 B. Saat aku terpana melihat tubuhnya, dia tiba-tiba saja memelukku. “mas, aku kangen. Pengen banyak cerita sama kamu, pengen tukar pikiran dan diskusi kaya saat workshop dulu” ungkapnya.

“iya..iya..udah ah, ga enak diliat orang banyak” kataku sambil melepaskan pelukannya.

“Mau nginap dimana kamu malam ini? Masak mau langsung pulang ke S?”tanyaku.

“aku nginap di kost mas Ari aja boleh khan?”jawabnya.

“mana boleh non, bisa digrebek ama orang kampong” jawabku.

Akhirnya dia sepakat akan tidur di sebuah hotel melati dekat kostku, biayanya aku bantu setengah, karena dia juga tidak membawa banyak uang.

Singkatnya, setelah Elsa mandi dan berganti pakaian kami berjalan-jalan keliling kota Y, selama perjalanan, dia banyak bercerita tentang hubungannya dengan cowoknya yang mulai banyak ketidak cocokan dan sering diwarnai pertengkaran.

Setelah makan malam, jam 9 malam aku mengantarkan dia kembali ke hotel tempatnya menginap. Setelah itu aku kembali ke kostku. Pukul setengah 11 malam Elsa menelponku.

“mas, aku ga bisa tidur, hotelnya serem, mas Ari kesini donk, temanin aku” pintanya.

Maka aku pun langsung menuju hotel itu. Ketika menuju kamar Elsa, aku sempat melihat beberapa pasangan chek in, ada yg masih muda, ada pula yang sudah berumur.

Pahamlah aku bahwa hotel ini termasuk hotel esek-esek yang banyak dibicarakan teman-teman kampusku. Kamar yang ditempati Elsa berada di ujung lorong, sehingga terlihat memang lebih luas,

Elsa masih belum ganti baju,

“aku mau k kamr mandi takut mas, lampunya kecil” jawabnya ketika kutanya kenapa ga ganti baju.

“Ya udah, aku disini, kamu cuci muka trus ganti baju tidur ya” kataku. Sementara aku tiduran diatas spring bed, ternyata karena takut (atau entah sengaja) Elsa ganti baju tanpa menutup pintu kamar mandi, tentu saja aku bisa melihatnya dari kaca besar di depan pintu kamar mandi.

Dari situ aku melihat Elsa hanya mengenakan celana dalam, tanpa BH di balik daster tidurnya.
Dengan menggunakan daster, Elsa naik ke atas spring bed dan berbaring di sebelahku.

Sedikit ja’im aku kemudian duduk,

“kamu mau tak tungguin disini atau aku pulang aja ke kost?” tanyaku.

“Mas Ari disini aja, khan kita ga ngapa-ngapain” jawabnya.

Aku pun turun dari spring bed dan duduk di kursi berlengan yang ada dalam kamar itu.

“lho, kok di situ sich? Disini aja ama aku. Khan tempat tidurnya masih luas” protes Elsa.

Bandar Ceme - Dewagalau

Dari pada diprotes terus (dan karena memang ngarepin) aku pun kembali berbaring di sebelahnya. Lama kami terdiam, aku kira dia sudah tertidur, sehingga aku kemudian membuka ikat pinggang dan retslueting celana jeansku, karena aku memang tidak biasa tidur dengan celana jeans,

Bahkan kadang aku tidur hanya dengan celana pendek, tanpa celana dalam.

“kenapa mas? Sesak ya?” Tanya Elsa yg ternyata belum tidur.

“iya, aku ga biasa tidur pakai jeans” jawabku.

“ya udah, celananya dibuka aja, mas Ari pakai selimut ini lho” kata Elsa lagi smbil menyerahkan selimut dan kemudian membalik badannya. Jadilah aku hanya bercelana dalam berbungkus selimut tidur disamping Elsa.

Sekitar jam 3 dinihari, aku terbangun karena seperti mendengar suara tangis. Ketika kubuka mata, ternyata di depanku Elsa menangis sambil memandangku.

Aku yang bingung kemudian bertanya kenapa, bukannya menjawab, tangis Elsa justru makin kuat. Khawatir diduga melakukan kekerasan oleh orang diluar kamar, aku menarik Elsa dan mendekapnya.

Elsa memelukku erat dan bercerita bahwa awal mula tidak harmonisnya hubungan antara dia dengan cowoknya karena cowoknya memaksa dia untuk berhubungan badan. Benar-benar iba, aku pun mendekapnya dalam pelukanku.

Lupa kalau saat itu aku hanya memakai celana dalam. Makin lama saling berpelukan, kami pun makin terbawa suasana, dari hanya saling memeluk dan berpandangan, perlahan bibir kami mulai saling mendekat dan berpagutan, rasa asin dari air matanya tak kurasakan, yang ada hanyalah nafsu.

Elsa pun mulai menunjukkan hal yang sama. Nafasnya makin memburu, permainan lidahnya makin agresif, bahkan gerakan tangannya mulai meremas lengan dan kaos yang kukenakan.

Remasannya makin lama malah menarik kaosku ke atas, seolah meminta aku melepasnya, maka kubuka kaosku dan tinggal bercelana dalam dihadapan Elsa.

Melihat dadaku yang ditumbuhi bulu halus, Elsa keliatan makin bernafsu, dia memegang dadaku dan meremasnya, aku pun merasa tak perlu berbasa-basi lagi, maka segera kutarik keatas pula dasternya, sehingga dia pun hanya tinggal memakai celana dalam.

Kami sempat saling memandang, “mas, aku pernah menolak untuk ML sama aku, sampai dia memaksaku dan bahkan mendekap mulutku dengan bantal, tapi sekarang aku ikhlas mas, kalau kamu mau jadi pacarku, aku ikhlas menyerahkan diriku ke kamu malam ini” kata Elsa sambil menangis.

Aku tidak menjawab, aku kembali menariknya ke pelukanku, memberinya waktu untuk melepaskan semua beban yang ada dihatinya. Namun tak lama kemudian, dia mulai kembali menciumi bibirku. Kami pun kembali saling berpagutan, kali ini tidak ada lagi ja’im di benakku.

Sambil tetap berciuman bibir, tanganku mulai meremas-remas toket dan pantatnya. Dia yang mulanya hanya meremas lengan dan dadaku, perlahan tangannya turun tapi terhenti di atas perutku. Karena tak sabar, langsung kuarahkan tangannya untuk memegang kontolku.

Bandar Blackjack - Dewagalau

Dan dia pun menggenggam kontolku dengan kuat. Bibirku mulai turun ke lehernya, kugigit pelan dan kuhisap-hisap sehingga meninggalkan bekas merah di kulitnya yang putih, terus aku turun dan mulai mendekati dadanya, kuhisap toketnya, sambil terkadang kupilin putingnya bergantian, dia makin bergoyang liar remasan-remasan tangannya mulai membuat perih di tubuhku.

Aku terus menggigit-gigit pelan dan menghisap tubuhnya, turun ke perut dan terus turun, sampai pada batas atas celana dalam hitam yang dikenakannya. Aku berhenti, dan memandangnya,

“boleh aku buka?” tanyaku, dia mengangguk dengan menatapku sayu.

Dengan kedua tangan kubuka penghalang terakhir antara aku dan lubang kenikmatannya, bulu-bulu jembutnya tipis dan wangi menunjukkan dia rajin merawat propertinya itu.

Belahan memeknya masih sangat rapat, kuminta dia untuk melebarkan kedua kakinya, dia sempat menolak, “malu mas” tapi setelah aku sedikit memaksa, di pun mulai melebarkan kedua kakinya, menunjukkan bagaian dalam memeknya yang berwarna merah muda.

Langsung kucium, kujilat dan kuhisap-hisap semua bagian memeknya, mulai bagian labia mayora (bener ga sich itu namanya?) sampai klitorisnya yang berbentuk benjolan sebesar kacang tanah. Dan akibatnya.

Elsa seperti kesetanan, pinggulnya naik-turun berusaha menghindari seranganku ke memeknya,

“udah mas, udah.. geli..aku geli…” tukasnya.

Tapi aku pun terus berusaha merapatkan bibirku ke titik sensitive itu.

Dan tiba-tiba dia berkata “maasss, aku…mau.. pipis….” belum sempat aku menarik kepalaku dari pangkal pahanya, justru kedua paha itu menjepit kepalaku, kedua tangannya menekan kepalaku semakin mendekati memeknya dan pinggulnya diangkat tinggi-tinggi.

Dia mendapatkan orgasme pertamanya setelah ku rangsang dan ku oral selama 15 menit. Tak ayal cairan memeknya pun membasahi hidung dan mulutku. Aroma dan rasa yang khas membuatku makin bernafsu terus kuhisap semua cairan yang keluar dari lubang itu sampai habis.

Setelah jepitan pahanya agak melonggar, aku langsung kembali ke sampingnya. Kucium bibirnya sambil kubelai-belai toketnya.

“Enak, ga ?” tanyaku.

“Enak banget, aku sampai lemes banget.

Mas Ari pasti udah sering ya, kok pengalaman banget?” tanyanya *dalam situasi seperti ini, kalau aku jujur aku sudah pernah ML sama 3 cewek sebelum dia bisa merusak suasana* maka kujawab “ aku baru pertama sama kamu ini kok.

Aku Cuma sering liat BF aja”

“wah, pantes, belajarnya dari film” kata Elsa sambil tersenyum dan memelukku.

Setelah 1 menit, dia mencium bibirku dan bertanya “sekarang aku mesti gimana buat gentian muasin mas Ari?”

Aku pun tersenyum dan melirik kontolku yang kepalanya sudah keluar dari batas celana dalamku. Dia tersenyum, lalu mulai bergerak membuka celana dalam yang aku kenakan.

Dia memegang kontolku lalu bertanya “mau diapain ini mas?” pertanyaan lugu yang menggoda, tapi karena malas basa-basi lagi aku pun menjawab “masukin ke memekmu donk, tapi sebelumnya diisep dulu” dia tersenyum, lalu mulai mengocok pelan kontolku.

Setelah agak keras, dia mulai memasukkan junior ke dalam mulutnya dan menghisapnya, tapi karena memang belum pernah (setidaknya menurut pengakuannya) maka rasanya pun tidak terlalu enak.

Agak sakit malah, karena beberapa kali menyentuh giginya.

“jangan kena gigi donk yang, sakit” kataku.

“aduh mas, sorry, aku ga bisa kaya gini” jawabnya

“Mas langsung main aja yah, aku pasrah kok” katanya. Lalu dia berbaring disampingku sambil membuka kedua kakinya.

Melihat posisi itu, aku pun bangkit, kujilati sebentar klitorisnya supaya agak basah, dia mulai mendesah pelan.

Kubasahi juga ujung kontolku dengan sedikit air liur, lalu mulai kugesek-gesekkan di depan lubang memeknya. Meski mengaku sudah tidak perawan karena paksaan mantan cowoknya, ternyata lubang memek Elsa sangat sulit ditembus.

Masih sangat sempit, dan aku ga tega ketika sedikit memaksa mendengar dia menjerit tertahan,

“aduh mas, sakit mas…” maka kutunda lagi memasukkan kontolku dalam memeknya. Sambil tetap kugesek-gesek, aku mulai mendorong ketika kurasa sudah cukup basah, berhasil masuk kepala kontolku masuk kedalam memeknya.

Bandar Poker - Dewagalau

Di sinilah aku merasakan perbedaan antara memek Elsa dengan memek milik Ika, Icha dan Eta yang pernah kurasakan seblumnya.

Kalau memek lain kenikmatan itu sangat terasa ketika aku memasukkan kontolku dalam-dalam, maka memek Elsa terasa sangat menjepit justru ketika baru sepertiga kontolku masuk. Maka aku pun, hanya menggerakkan kontolku maju mundur di titik itu.

Namun berbeda dengan yang kurasakan, Elsa justru sangat kesakitan dengan cara itu. “mas, cabut dulu mas.

Sakit mas” ujarnya. “ya, bentar yah, aku enak bgt nich sayang” kataku.

Dia seperti menahan rasa sakit, bibirnya digigit. “mas, udah dulu donk…sakit nich, perih…” katanya lagi. Sebenarnya aku ga tega, tapi aku pun merasakan kenikmatan dengan hanya bermain di permukaan memeknya itu.

Akhirnya aku mengalah dan memutuskan untuk mencabut kontolku dari memeknya. Namun sebelum mencabut, aku ingin mencoba memasukkan keseluruhan batang kontolku dalam memeknya, maka kudorong penuh kontolku ke dalam memeknya.

Sedalam aku bisa, namun ternyata mentok dan aku bisa bisa merasakan dinding rahimnya tepat di depan kepala kontolku.

Saat itulah aku merasakan perubahan pada diri Elsa. Dia yang semula menahan sakit sambil menggigit bibir dan memejamkan mata, tiba-tiba matanya terbuka lebar, mulutnya menganga tertahan. “mmmaaaassssss……” suaranya tertahan dan bergetar.

“Eeennnnnaaaaakkkk bbaaaannggeeettttt mmmaaasss….”katanya. Tangannya mencengkram erat kedua lenganku. Sesaat kemudian dia berubah makin liar, setiap kali aku tarik mundur kontolku, dia justru memajukan memeknya seolah tidak mau melepaskan sedikit pun kontolku dari memeknya.

Tangannya memelukku erat, kemudian tubuhnya tiba-tiba mendorongku berguling ke kanan sehingga sekarang dia berada di atas tubuhku.

Dia tetap memelukku erat sambil menggoyangkan pinggulnya ke semua arah, maju-mundur, kanan-kiri, depan-belakang bahkan diselingi memutar, aku yang merasakan perubahan ini kemudian mulai mengatur posisi.

Kuluruskan kedua kakiku dan menbiarkan tubuh Elsa menguasaiku, dia menggerakkan pinggulnya ke segala arah bagai kesetanan, aku berusaha mengimbangi gerakannya dengan melawan arah setiap gerakan pinggulnya.

Tetes keringat kami membasahi kasur, tapi keganasan Elsa seolah tidak akan berakhir. Beberapa saat kemudian tiba-tiba dia menekan dalam-dalam pinggulnya. Tangan kanannya mencengkram lengan kiriku dan tangan kirinya menjambak rambutku.

Kontolku seperti diremas-remas dengan kuat oleh memeknya dan dia menjerit tertahan.

“aaaaaccchhhh……” tubuhnya mengejang, kaku sesaat lalu ambruk diatas tubuhku. “enak banget mas..enak banget….aku pengen terus ama kamu kaya gini. Enak banget” ujarnya berbisik di telingaku.

Aku hanya tersenyum mendengar kata-katanya, sementara Elsa masih terbaring lemas diatas tubuhku, kontolku yang masih menancap dalam memeknya bergerak-gerak mencari perhatian dia pun merasakannya, dan mulai bangkit.

“mas, aku lemes banget, mas diatas aja dech, aku pasrah. Udah lemes bgt nich”katanya.

Dia lantas menjatuhkan tubuhnya, dan sambil membuka lebar tangan dan kakinya, dia berkata nakal “aku pasrah mas, perkosa aku, nodai diriku sepuasmu…..” sambil tersenyum nakal.

Aku pun langsung, naik ke atas tubuhnya. Sengaja kuangkat kedua kakinya sambil kulingkarkan di pinggangku.

“gini, biar kerasa makin enak” kataku, sesaat kemudian aku mulai mendorong kontolku masuk dalam memeknya. Ini perbedaan kedua antara memek Elsa dengan memek lain yang pernah kurasakan, meski basah karena cairan orgasme sebelumnya.

Tapi ketika kumasukkan, tetap aja kontolku rasanya seperti dijepit dengan kuat. Aku pun mulai menggoyang pinggulku maju-mundur.

Setelah melihat liarnya Elsa saat kumasukkan dalam kontolku, dan merasakan kenikmatan memeknya saat di permukaan, maka kucoba memainkan masuknya kontolku dengan ritme 3 plus 1.

Yaitu tiga kali aku dorong dengan hanya memasukkan sepertiga kontolku, dan kemudian satu kali dorongan dalam yang memasukkan kontolku sedalam-dalamnya sampai terasa mentok di dinding rahim Elsa.

Dan efeknya, meski mengaku sudah lemas, tapi tiap kali aku dorong dalam kontolku dalam memeknya, tubuh Elsa seperti mengejang. Pinggulnya ikut terangkat tiap kali aku menarik kontolku.

Dan suaranya tertahan “mmaaasss….” Dia terus meremas lenganku dan menggigit kuat bibirnya sendiri. “mmmaaasss, jangan nyiksa aku doonkk… masukin yang daallleeem dddooonnkkk….” Pintanya dengan mata sayu menatapku dan suara bergetar.

Karena kasihan, aku pun langsung menaikkan ritme goyanganku dengan mendorong dalam kontolku dalam memeknya. Dan Elsa kembali kesetanan.

Dia membalas setiap tusukan kontolku dengan gerakan pinggul yang ke segala arah, bahkan tangannya meremas erat kedua pantatku sambil menakannya agar makin dalam masuk dalam memeknya.

“mmass, dalam lagi mmaaass, masukkiinn dalem lagi…eennaakk bangeettt masss….”ujarnya. Dan gerakan pinggulnya pun kurasakan makin terasa nikmat ketika memeknya terasa memijat dan meremas-remas kontolku, dan ini membuat aku pun mulai merasakan cairan lahar putih akan mulai muntah dari kontolku.

“Elsa, aku mau keluar sayang, aku tarik yah” kataku.

Agen Ceme - Dewagalau

Elsa mengangguk, namun gerakan pinggulnya dan tangannya berkata sebaliknya, pinggulnya justru makin terangkat ke atas, sedangkan tangannya makin menekan pantatku untuk makin masuk ke dalam memeknya.

Sementara didalam pun kontolku terasa makin kuat disedot, diremas dan dipijat otot-otot memeknya. Akhirnya karena tak tahan aku pun memuntahkan pejuhku dalam memeknya.

Crot.. crot.. crot..dan sedetik kemudian Elsa kembali mengejang, badannya kaku dengan posisi tangan menekan pantatku agar makin mendorong masuk kontolku dalam lubang memeknya.

“mmaaasss….aaaccchhhh….eeennna aakkkk” teElsaknya tertahan dengan suar bergetar. Aku segera mencabut kontolku dari memeknya dan menjatuhkan badanku disampingnya.

Kulirik jam di HPku, jam 7 kurang 20 menit. Berarti sekitar 3,5 jam kami memadu kasih dan mengejar surga dunia.

Aku mencium bibirnya sambil meremas toketnya. “Aku sayang kamu, mas…” kata Elsa. Kami pun kembali tertidur sampai jam 10 pagi Setelah itu kami mandi bersama. Setelah sarapan aku kembali mengantar Elsa ke terminal bus untuk kembali ke kota S.

Sejak saat itu, aku berpacaran dengan Elsa. Hubungan kami sempat berjalan selama sekitar 2 tahun, sampai akhirnya dia dijodohkan dengan seorang pElsa tetangga kampungnya di Pekalongan. Sekarang dia telah memiliki 2 anak dan tinggal di kota S.

Yang tidak pernah Elsa tahu, bahwa dia bukan wanita pertama yang bercinta denganku, dan bahwa selama 2 tahun hubungan kami pun aku beberapa kali bercinta dengan wanita lain

Permainan Ranjang Tante hot


Agen Poker Online Terpercaya - Dewagalau - Waktu itu Senin sore tanggal 26 Januari 2004 sekitar pukul 15.30 waktu Thailand setelah mengunjungi Putrajaya tempat PM Thailand berkantor di negara bagian Selangor, rombongan kami check in di PNB Darby Park yang terletak di jalan Binjau No.10 Kuala Lumpur dan lokasinya berdekatan dengan Tabung Haji Thailand dan Menara Kembar (Twin Tower) Petronas yang cukup terkenal di dunia. Dari hotel tempat aku meningap itu, bila hendak ke menara kembar itu dengan jalan kaki bisa ditempuh dalam waktu 10 menit. 

Aku mendapat kunci kamar dengan nomor 2805, yang berarti berada di lantai 28 dan masih menempati kamar executive suite yang memiliki dua kamar tidur, satu ruang tamu dan satu dapur. 

Sehingga, tiap kami pasti ada satu kamar yang kosong dan tak terisi. Aku berfikir, kenapa pihak penyelenggara Mega FAM Thailand ini tidak menempatkan kami berdua dalam satu kamar sehingga tidak ada kamar yang kosong. 

Sekitar pukul 16.15, bell di kamarku berdering. Ternyata dari pemandu kami yang orang Pakistan untuk mengingatkan agar 15 menit lagi berkumpul di lobby hotel untuk bersiap-siap pergi pesiar ke KLCC yang terletak di bawah menara kembar Petronas, ke Menara Kuala Lumpur dan terakhir ke Genting Highland, dimana di lokasi dengan ketinggian sekitar 5.350 kaki itu juga terdapat kasino nomor dua terbesar di Asia. 

Namun aku menyampaikan kepada pemandu itu dan juga kepada pimpinan rombongan, bahwa aku ingin istirahat saja di kamar, sekaligus menyatakan bahwa aku juga hendak ke China Town setelah magrib untuk membeli ole-ole buat teman-teman di kantor sepulang dari Thailand nantinya. Akhirnya mereka mengerti dan meninggalkan aku sendiri di kamar. 

Sepeninggalan teman-teman yang telah pergi shopping ke KLCC, untuk menghilangkan jenuh aku lalu menghidupkan VCD player yang ada di ruang tamu dengan memutar kepingan VCD 

"Tourism Thailand" yang diberikan pihak penyelenggara seminar di The Puteri Pan Pasific Hotel di Johor Baru, beberapa hari lalu, sambil tidur-tiduran di atas sofa yang cukup lebar dan empuk. 

Mungkin karena capek setelah seharian mutar-mutar di Putrajaya, tak terasa aku tertidur dan baru terbangun ketika bell di kamarku berbunyi. Aku melihat jam, ternyata sudah pukul 18.45. 

Siapa pula yang datang? Teman-teman kembali nanti paling juga subuh karena memang ada diantara mereka yang ingin berjudi di Genting. 

Dengan bermalas-malasan dan setelah merapikan baju kaos yang aku pakai, aku buka juga pintu kamarku. Sesaat aku terkaget dan seperti tidak percaya melihat orang yang berdiri di hadapanku. 

"Liza..?" hanya itu yang bisa aku ucapkan sambil mengucek-ucek kelopak mataku.

"Kamu jahat. Kenapa kamu tidak memberitahuku jika kamu datang ke Thailand? Bahkan ketika kamu sudah berada di Kuala Lumpur pun, kamu masih tetap tidak meneleponku,"

cewek itu berceloteh terus sambil mendorong tubuhku ke dalam dengan tangan memukul dadaku. 

"Aku bukannya sengaja untuk tidak meneleponmu. Tapi sungguh, nomor telepon kamu hilang ketika aku mengganti kartu halloku dengan navigator 64kb yang dikeluarkan Telkomsel. 

Aku ganti kartu, karena aku ingin mengaktifkan mobile banking, sementara memori untuk menyimpang nomor telepon di kartu baru itu tidak cukup untuk 250 nama seperti pada kartu lama. 

Aku baru tahu nomor kamu tidak ada di kartuku, setelah mau menelpon kamu ketika hendak berangkat ke Thailand seminggu lalu," ujarku menerangkan, sambil membelai rambutnya yang direbonding. 

Oh ya, Liza adalah pacarku orang Thailand dan kini berusia sekitar 23 tahun yang bekerja di salah satu perusahaan swasta cukup besar di negara jiran itu, yang ku kenal ketika dalam perjalanan dengan pesawat Silk Air menuju kota "P" dari Singapore tahun 2000 lalu. 

Dan selama di kota "P" aku selalu menemaninya kemana pergi, dan bahkan sempat beberapa kali tidur bersama. Liza yang bertubuh seksi dan sintal dengan tinggi sekitar 168 cm berkulit putih dan mirip artis Eddies Adellia. 

Pinggangnya ramping, pinggul padat berisi dan payudara yang montok serta padat dengan ukuran bra 36B. Dan setiap aku ke Thailand atau dia ke kotaku, pastilah tidak pernah terlewatkan bagi kami berdua untuk bercinta. 
Ketika aku tanyakan dari mana dia tahu kalau aku sedang di Kuala Lumpur dan menginap di PNB Darby Park, ia menyatakan tahu dari teman-temanku. 

Waktu dia sedang duduk-duduk di salah satu kafe di KLCC sepulang dari kerja, dan kebetulan melihat teman-temanku yang pakai kokarde "Mega FAM" bertuliskan dari kota "P", dan menguping teman-temanku bercerita, dan ia mendengar namaku ikut disebut-sebut. 

Waktu itu, feelingnya langsung mengatakan bahwa nama Sandy yang disebut-sebut itu pastilah aku, sehingga ia memberanikan diri bertanya pada salah seorang temanku, dimana aku berada, setelah sebelumnya ia menyatakan bahwa ia mengenal aku. 

Akhirnya teman-temanku mengatakan bahwa aku sedang istirahat di hotel, dan ketika ia datang ke hotel tempat aku menginap, ia tanyakan namaku dan receptions hotel lalu memberi nomor kamarku. 

"Syukurlah kamu bisa menemukan aku. Kamu tahu kenapa aku tidak mau gabung dengan teman-teman ke Genting? Itu karena aku punya rencana untuk datang ke rumahmu malam ini," ujarku menjelaskan.

"Iya ke..," rajuknya dalam logat Thailand.

"Sure..!" jawabku pasti, sambil merengkuh pundaknya sehingga ia berada dalam pelukanku.
"Aku sungguh merindukanmu, Liza," rayuku.

"Aku juga, makanya aku datang ke tempatmu," balasnya.

"Kamu mau menemaniku disini malam ini kan?" tanyaku.

Liza menganggukkan kepalanya. Namun ia menyatakan bahwa ia harus menelepon temannya satu apartemen bersebelahan kamar untuk memberitahu, untuk memberitahu jika ia tidak pulang malam ini. 

Karena tidak tahan lagi menahan rasa rindu yang memuncak serta keinginan untuk mereguk kenikmatan tubuhnya yang sensual dan sudah hampir satu tahun tidak aku cicipi itu. 

Kulihat Liza yang baru saja menelepon temannya itu sedang asyik menikmati siaran TV3 sambil menyandarkan tubuhnya dengan santai di sofa yang berukuran cukup panjang dan lebar itu. 

Aku mendekat dan langsung mengecup keningnya. Ia menengadah, dan ciumanku terus merambat turun ke bibirnya yang sensual.

"Ah..," desahnya tertahan. 

Ciumanku terus menjalar ke belakang telinganya dan terus ke lehernya yang jenjang. Sementara tanganku mulai menjalar mencari dua bukit kenyal yang montok dan selalu menantang itu. Kulihat ia mulai menggelinjang-gelinjang sambil merasakan nikmat permainan yang aku berikan. 
Perlahan-lahan tapi pasti, aku mulai membuka baju kaos yang dipakainya, dan melanjutkan dengan membuka celana jeans ketat yang melekat di tubuhnya. 

Sehingga terlihat ia hanya menggunakan bra warna hitam yang serasi dengan celana dalamnya yang juga berwarna hitam. Sementara bibirku, tetap bermain di bibirnya yang ranum. Kemudian tangan kananku mulai mencari pengait bra yang dipakainya dan melepasnya. 

Bibirku langsung beraksi mengulum puting susunya yang sudah mulai mengeras. Sekali-sekali aku gigit puting susunya yang berwarna coklat itu, sehingga ia terdengar mengerang. 

Sementara tangan kananku, terus merambat turun dan mulai memelorotkan celana dalamnya. Sesaat tanganku berhenti di gundukan daging di sela pangkal pahanya yang ditumbuhi bulu-bulu hitam lebat dan tertata rapi.

"Honey, please..!" rengeknya sambil berusaha membuka kaos singlet yang kupakai. 

Kemudian dengan rakusnya iapun mulai menjilati dan menghisap puting susuku yang ditumbuhi bulu-bulu. Aku tergelinjang, dan seketika nafsuku semakin memuncak. 

Ia semakin bergelora dan terus menjilati tubuhku hingga ke bawah. Karena terhalang celana pendek yang kupakai, iapun lalu memelorotkannya, sehingga aku menjadi telanjang bulat seperti dirinya. Penisku terlihat mengacung dengan gagahnya ke atas.

"Oh..," desahnya sambil menjilati seluruh batang penisku. 

Tak cukup sampai disitu, ia lalu berusaha mengulum seluruh batang penisku. Namun karena tersekat di kerongkongannya, hanya sebagian saja yang bisa dikulum dan diisapnya, sehingga membuat aku kegelian dan semakin terangsang. 

Kemudian aku coba mengambil alih inisiatif dengan menarik tubuhnya ke atas serta menyandarkannya di sofa, dan kemudian aku mulai lagi menjilati dan menghisap puting payudaranya. Hisapanku lalu pindah ke bibir, ke telinga dan leher, sehingga membuatnya makin terangsang dengan hebat. 

Ciuman lalu aku teruskan ke bawah, dan bermain-main sebentar di sekitar pusarnya. Kemudian bibirku terus merambat ke bawah, dan mendapatkan vaginanya yang berbulu lebat itu sudah mulai dibasahi cairan kental. 

Setelah kakinya aku angka dan bulu-bulu yang menutupi lubang vaginanya aku sibakkan, aku mulai menjilat clitorisnya dengan lidahku. Liza semakin menggelinjang menahan nikmat, sehingga setelah hampir lima menit lidahku bermain di lubang vaginanya, akhirnya aku lihat Liza berkelenjotan dan mengangkat tinggi pinggulnya dan terdengar teriakan tertahan.

"Oh, honey. Aku tak tahan lagi. Aku.. mau.. keluar..!' teriaknya. 

Tak lama kemudian aku melihat cukup banyak cairan kental menyembur dari lubang vaginanya. Sementara aku lalu menghentikan jilatan untuk memberikannya kesempatan menikmati orgasmenya yang pertama itu. Kemudian, dengan rakus aku jilati semua cairan yang keluar dari vaginanya itu. 

"Ah, honey. Apa yang aku impikan selama satu tahun ini untuk bercinta kembali denganmu, akhirnya menjadi kenyataan," katanya.

"Aku juga sayang, si kecil ini sudah lama berontak untuk bisa bersemayam di goa milikmu yang hangat itu," balasku sambil mencium mesra bibirnya.

Ciumanku itu dibalas Liza dengan hangat. Kembali permainan lidah yang luar biasa terjadi. Sementara tangan kananku sibuk meremas dengan lembut dua bukit kembarnya yang sangat menantang itu. 

Lalu perlahan dan tanpa melepaskan ciuman bibir, aku bopong Liza ke dalam kamar dengan tetap membiarkan kaca jendela tidak ditutup gorden, sehingga menambah nuansa tersendiri dalam permainan seks kami. 

Baru saja Liza aku rebahkan di ranjang, tiba-tiba ia bangkit dan mendorongku hingga tertelentang. Ia terlihat ingin mengambil inisiatif menyerang dengan menciumi seluruh bagian tubuhku dengan ganasnya. 
Akibatnya, penis aku yang sejak tadi sudah mengeras itu, sudah tidak sabaran lagi untuk bisa menyeruak ke dalam lubang kenikmatan Liza. Pada saat Liza asyik melumat bibirku, secara diam-diam "si kecil" aku arahkan tepat di lubang vaginanya.

"Ah, terus sayang..," desahnya.

Sementara aku mengangkat pinggul agar penisku bisa masuk, Liza juga ikut membantu dengan menekan pinggulnya. Secara perlahan-lahan, penisku mulai dapat memasuki liang vagina Liza yang masih terasa sempit karena selalu dirawat dengan baik. Bless..! Semua batang penisku amblas masuk hingga dapat kurasakan menyentuh dasar vaginanya.

"Oh, terus honey. Enaakk..!" desahnya.

Karena aku merasakan goyangnya mulai mengendur karena lelah berada di atas, akhirnya aku mengambil inisiatif membalikkan tubuhnya hingga telentang, dengan penisku tetap berada di dalam vaginanya. 

Secara perlahan, aku mulai menggoyang pinggul untuk memaju mundurkan penisku di vaginanya, sementara lidahku tetap saling kait mengait dengan lidahnya. 

Kemudian lidahku merambat turun ke dadanya dan menghisap puting susunya yang mengeras, sementara aku tetap mempertahankan intensitas goyangan di pinggulku. Akibatnya, Liza terlihat sudah tidak bisa menahan seranganku, karena aku rasakan pinggulnya mulai diangkat dan kakinya mengejang. 

"Oh, honey. Aku tak tahan lagi dan mau.. ke.. luar..'" erangnya.

"Tahan dulu sayang, kita keluarkan sama-sama," ujarku tertahan.

Aku akhirnya aku tidak bisa menahan desakan di pangkal penisku yang terasa menghentak-hentak hendak menghantam vagina Liza. 

Dan dalam hitungan detik, akhirnya aku muntahkan seluruh sperma yang ada di penisku, sementara Liza juga kurasakan mengeluarkan lendir di vaginanya yang terasa hangat oleh batang penisku.

"Oh, aku benar-benar puas Sandy. Aku ingin kamu masih di KL agak beberapa hari lagi," ujarnya sambil mengecup bibirku mesra.

"Bagaimana ya, tiketku tak bisa diundur karena sudah diprogram oleh penyelenggara Mega FAM. Aku harus pulang ke Indonesia pagi besok," jawabku hati-hati.

"Pokoknya serahkan saja tiket itu padaku, aku yang akan mengaturnya. Kalaupun tiket pesawatmu tidak bisa di undur, biarkan saja, nanti aku ganti dengan tiket baru untuk kembali ke Indonesia hari Kamis tanggal 29 Januari," katanya sambil mengelus dadaku yang sedikit berbulu. 

Aku menyatakan setuju, sehingga kulihat ia tersenyum karena merasa senang.

Dan menjelang pagi, kami sempat melakukan "pertarungan" sengit itu hingga empat kali, sehingga aku lihat Liza benar-benar terpuaskan oleh permainanku yang katanya sangat dahsyat itu. 

Ia juga berjanji untuk minta izin kepada atasannya selama 3 hari untuk menemaniku selama berada di Kuala Lumpur, sekaligus untuk melampiaskan nafsu syahwatnya yang juga sangat dahsyat itu.

Liza kembali ke apartemennya sekitar jam 04.30 untuk bersiap-siap pergi kerja, dan sekitar pukul 05.30 aku dibangunkan teman-teman untuk bersiap-siap menuju KLIA untuk seterusnya kembali ke kotaku. 

Namun kepada teman-teman aku sampaikan, bahwa aku masih akan tinggal di Kuala Lumpur hingga tanggal 29 Januari, karena ada sedikit urusan. Tentang tiket pesawatku yang tidak bisa diundur keberangkatannya, aku katakan sudah ada yang mengaturnya, sehingga teman-temanku dapat memahaminya.

Salam manis untuk Marwah dan juga Sella, semoga puas membaca kisah cintaku dengan cewek Thailand. 

Pesanku, "don't wait until tomorrow, what can you do to do". 

Tamat