Tampilkan postingan dengan label CERITA HOT. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label CERITA HOT. Tampilkan semua postingan

Kamis, 31 Maret 2016

Cerita Seks Langsung Aku Ajak ML

Cerita Seks Langsung Aku Ajak ML | Agen Poker Online Terpercaya



Agen Poker Online Terpercaya - Dewagalau


Kisah ini berawal dari aku masih kuliah semester dua , saat itu aku berpacaran dengan Manda baru 3 minggu kemarin aku menyatakan cinta kepada dia, aku tembak saat dia di kantin kampus, diman awaktu itu aku sedang asyik bercanda dengan teman temanku, sampai suatu waktu yang tepat aku bilang kepadanya.

cerita sex Mahasiswi, cerita sex panas Mahasiswi, cerita sex terbaru Mahasiswi, cerita sex hot Mahasiswi, cerita sex foto mahasiswi cerita sex mesum mahasiswi cerita sex baru

“Nda,,aku sayang sama kamu..aku mau mulai sekarang kamu jadi pacarku…

” lalu dengan tertunduk malu disertai semburat merah dikedua pipinya dia tersenyum manis sekali lalu berkata.. ” aku juga sayang sama kamu, tapi aku gak mau kecewa…

” sore hari di kantin kampus saat itu terasa begitu indaahnya hingga aku malu sendiri dihadapannya karena kegiranganku.

Manda adalah seorang gadis yang periang..dengan postur tubuh yang sangat ideal untuk gadis-gadis dikampusku..tingginya sekitar 165cm, dengan rambutnya yg hitam berkilau panjang sepundak, kulitnya putih bersih tanpa cela

Ukuran bra nya 36B, ku tau pada saat aku tanyakan padanya di malam minggu pertama waktu aku datang ngapel kerumahnya…tubuhnya yang tegak kala berjalan dengan dagu nya yang sedikit diangkat menambah keanggunan seorang gadis..raut wajahnya yang elok cantik dengan bibir yang selalu tersenyum dan matanya yang indah.

Yang selalu mencerminkan segala emosi yang di rasakannya..sungguh sebuah karya terindah dari seorang gadis yang pernah aku miliki saat itu.Malam minggu pertama, aku datang dan kami mengobrol diteras samping rumahnya.

Dia begitu cantik dengan mengenakan rok terusan bunga-bunga dengan seutas tali mengait pundaknya yang memperlihatkan keelokan bahu dan kulit tangannya..

“papa mama baru aja pergi, katany mau kondangan tuh” jawabnya saat aku tanyakan kedua orang tuanya. “Waah kita bisa bebas dong sayang…??” godaku yang disambut rebahan tubuhnya dipangkuanku.

Lalu setelah obrolan kecil disertai canda ringan aku coba untuk mencium bibirnya yang merah menggoda…lalu kamipun berciuman, begitu lembut bibirnya dan sedikit basah..setelah sekitar 15 menit berciuman aku beranikan tanganku untuk meraba dadanya.

Agen Ceme Online Terpercaya - Dewagalau

Sempat dia tepiskan tanganku..tapi aku coba lagi…dan selalu dia tepiskan tanganku…dan akhirnya dia biarkan tanganku menyentuh pangkal payudaranya..ternyata aku terhalang dengan bra nya..dengan tanpa menyerah aku coba untuk mencari letak puting payudaranya.

Hingga kutemukan dan kuraba-raba dengan jari-jariku…nafasnya kamipun terrasa mulai memburu…lalu dia melepaskan ciuman panjang ku lalu menatap tanganku yang masih sibuk mencari pentil nya…

“susah yaa…??? aku kedalem dulu yaah..aku mau buka bra biar kamu gak susah..

” bisiknya sambil menatap sayu padaku dan tersenyum…aku iya kan, sambil dia berlalu aku yang kegirangan segera meluruskan posisi penisku yang terangsang hebat dari apa yang baru saja aku alami.

Tak lama dia datang lalu langsung duduk dipangkuanku kami berhadapan dan tangannya melingkar di leherku..tatapanya tajam kearahku lalu dia berbisik ” tangan kamu nakal sayang…

” aku balas tersenyum “kamu suka…???” kataku, “tersenyum malu sambil menunduk lalu dia kembali menciumku…kami berpagutan kembali…dan tanganku langsung pada sasaran sebelumnya yaitu kedua payudaranya…

Darahku terasa semakin kerasa berpacu karena kurasakan begitu halus dan kencangnya kulit payudaranya..dan saat kusentuh putingnya, ada nafas tertahan dari Manda dalam keasyikannya melumat lidah dan bibirku.

Nafasnya semakin terengah-engah lalu kurasakan dia menggodaku dengan menggoyang-goyangkan pantatnya..kini aku yang merasa dipermainkan..dia melepas ciumannya dan menatapku tersenyum nakal dan dengan tetap menggoyang-goyangkan pinggulnya..dengan maksud menggodaku…

Agen Qq Online Terpercaya - Dewagalau

“Aduuuh sayaaang…kamu nakal amaat siiiihh…” kataku,

“abis kamu duluaan…” jawabnya.

“punya kamu keras amat sayang…??? kasian aku ma kamu…mau aku keluarin…???” tanyanya, lalu aku mengangguk tanda mengiyakan…

Lalu dia beranjak dari pangkuanku dan beringsut sujud dibawahku…dengan sabar dia menurunkan resleting jeans ku melepas tali pinggang ku dan menurunkan celana dalamku…sesaat dia tersenyum menatapku dan kembali menatap penisku.

”Punya kamu gede banget sih sayang…” sebenarnya aku masih terasa malu saat itu karena baru 3 hari kita jadian..tapi penisku sudah berhadapan dengan wajahnya yang cantik itu.

Dan selanjutnya dia mulai perlahan menunduk..menyentuh ujung penisku dengan hati-hati…lalu mengecupnya sekali sekali…Ohhh,,,sungguh pemandangan yang luar biasa indah…

“Sayang…aku keluarin yaaa…tapi nanti kalo udah mau keluar bilangin aku yaah…kamu juga liat-liat kedalem yaa..aku takut bi inah pembantuku nanti keluar..bisa diaduin aku sama mama papa…”

“Iyaaa….” jawabku

Lalu dia mengulum lembut kepala penisku dengan sekali mempermainkan lidahnya dalam kulumannya…aku nikmati setiap sentuhan bibir dan lidahnya dipermukaan penisku.

”ohh sayang….” saat dia melepas kulumannya dia menatapku dengan tatapan manja dan senyum yang menggoda…lalu kembali dia mengulum penisku sambil tangannya mengocok perlahan.

Tak beberapa lama aku rasakan dorongan yang begitu kuat terasa di kedua biji pelirku…lalu rasa itu semakin kuat terasa…dan “Sayaaang aku mau keluaaaaaarrr……………..!!!!” bisikku tertahan

Lalu dia lepaskan kulumannya dan mengocok semakin cepat pada batang penisku sambil tatapannya tak lepas melihat raut mukaku..seakan menikmati setiap hentakan tangannya…sambil sesekali lidahnya menjilat-jilat ujung penisku…dan akhirnya

“Aaaaaachhh….sayaaaaang” aku keluar menyemburkan cairan putih kentalku berkali-kali dan kulihat dia tak beranjak dari posisinya bahkan dia membuka mulutnya seakan menampung setiap semprotan-semprotan spermaku didalam mulutnya.

Ohh, benar-benar pemandangan yang sangat menggairahkan…”Ohhh…sayaaang enak bangeeeeeet….!!!!

Selasa, 17 November 2015

Cerita Seks Nafsu Agresif Elsa

Cerita Seks Nafsu Agresif Elsa | Agen Poker Online Terpercaya


Elsa adalah seorang mahasiswi asal Pekalongan, Jawa Tengah. Aku mengenalnya ketika kami sama-sama menjadi peserta dalam kegiatan workshop bagi mahasiswa/i. Dia peserta dari sebuah sekolah tinggi ekonomi di kota S, sedangkan aku dikirim mewakili kampusku.

Bandar Qq - Dewagalau

Selama workshop, sebenarnya aku sudah mulai merasa kalau dia memperhatikanku, tapi aku juga tahu kalau dia sudah punya seorang cowok. Sehingga hubungan kami saat itu hanya sebatas SMS. Sampai pada satu jumat malam di bulan November tahun 2014.

 Elsa menelponku. Intinya dia mengatakan bsok pagi akan ke kota Y dan minta aku menjemputnya di terminal. Perkiraan kalau dia berangkat dari Kota S jam 7, maka jam 10 atau paling lambat jam 11 dia akan tiba di Y.

Keesokan harinya pukul 10 pagi aku sudah stand by di terminal bis antar kota di kotaku. Saat sedang mencari-cari, tiba-tiba saja dari belakang Elsa mengagetkanku. Dia tidak banyak berubah, tinggi 168 cm, rambut sebahu, bentuk wajahnya tirus mirip seperti artis Nia Ramadhani.

Namun tubuh Elsa lebih berisi, terutama dengan payudara yang berukuran 34 B. Saat aku terpana melihat tubuhnya, dia tiba-tiba saja memelukku. “mas, aku kangen. Pengen banyak cerita sama kamu, pengen tukar pikiran dan diskusi kaya saat workshop dulu” ungkapnya.

“iya..iya..udah ah, ga enak diliat orang banyak” kataku sambil melepaskan pelukannya.

“Mau nginap dimana kamu malam ini? Masak mau langsung pulang ke S?”tanyaku.

“aku nginap di kost mas Ari aja boleh khan?”jawabnya.

“mana boleh non, bisa digrebek ama orang kampong” jawabku.

Akhirnya dia sepakat akan tidur di sebuah hotel melati dekat kostku, biayanya aku bantu setengah, karena dia juga tidak membawa banyak uang.

Singkatnya, setelah Elsa mandi dan berganti pakaian kami berjalan-jalan keliling kota Y, selama perjalanan, dia banyak bercerita tentang hubungannya dengan cowoknya yang mulai banyak ketidak cocokan dan sering diwarnai pertengkaran.

Setelah makan malam, jam 9 malam aku mengantarkan dia kembali ke hotel tempatnya menginap. Setelah itu aku kembali ke kostku. Pukul setengah 11 malam Elsa menelponku.

“mas, aku ga bisa tidur, hotelnya serem, mas Ari kesini donk, temanin aku” pintanya.

Maka aku pun langsung menuju hotel itu. Ketika menuju kamar Elsa, aku sempat melihat beberapa pasangan chek in, ada yg masih muda, ada pula yang sudah berumur.

Pahamlah aku bahwa hotel ini termasuk hotel esek-esek yang banyak dibicarakan teman-teman kampusku. Kamar yang ditempati Elsa berada di ujung lorong, sehingga terlihat memang lebih luas,

Elsa masih belum ganti baju,

“aku mau k kamr mandi takut mas, lampunya kecil” jawabnya ketika kutanya kenapa ga ganti baju.

“Ya udah, aku disini, kamu cuci muka trus ganti baju tidur ya” kataku. Sementara aku tiduran diatas spring bed, ternyata karena takut (atau entah sengaja) Elsa ganti baju tanpa menutup pintu kamar mandi, tentu saja aku bisa melihatnya dari kaca besar di depan pintu kamar mandi.

Dari situ aku melihat Elsa hanya mengenakan celana dalam, tanpa BH di balik daster tidurnya.
Dengan menggunakan daster, Elsa naik ke atas spring bed dan berbaring di sebelahku.

Sedikit ja’im aku kemudian duduk,

“kamu mau tak tungguin disini atau aku pulang aja ke kost?” tanyaku.

“Mas Ari disini aja, khan kita ga ngapa-ngapain” jawabnya.

Aku pun turun dari spring bed dan duduk di kursi berlengan yang ada dalam kamar itu.

“lho, kok di situ sich? Disini aja ama aku. Khan tempat tidurnya masih luas” protes Elsa.

Bandar Ceme - Dewagalau

Dari pada diprotes terus (dan karena memang ngarepin) aku pun kembali berbaring di sebelahnya. Lama kami terdiam, aku kira dia sudah tertidur, sehingga aku kemudian membuka ikat pinggang dan retslueting celana jeansku, karena aku memang tidak biasa tidur dengan celana jeans,

Bahkan kadang aku tidur hanya dengan celana pendek, tanpa celana dalam.

“kenapa mas? Sesak ya?” Tanya Elsa yg ternyata belum tidur.

“iya, aku ga biasa tidur pakai jeans” jawabku.

“ya udah, celananya dibuka aja, mas Ari pakai selimut ini lho” kata Elsa lagi smbil menyerahkan selimut dan kemudian membalik badannya. Jadilah aku hanya bercelana dalam berbungkus selimut tidur disamping Elsa.

Sekitar jam 3 dinihari, aku terbangun karena seperti mendengar suara tangis. Ketika kubuka mata, ternyata di depanku Elsa menangis sambil memandangku.

Aku yang bingung kemudian bertanya kenapa, bukannya menjawab, tangis Elsa justru makin kuat. Khawatir diduga melakukan kekerasan oleh orang diluar kamar, aku menarik Elsa dan mendekapnya.

Elsa memelukku erat dan bercerita bahwa awal mula tidak harmonisnya hubungan antara dia dengan cowoknya karena cowoknya memaksa dia untuk berhubungan badan. Benar-benar iba, aku pun mendekapnya dalam pelukanku.

Lupa kalau saat itu aku hanya memakai celana dalam. Makin lama saling berpelukan, kami pun makin terbawa suasana, dari hanya saling memeluk dan berpandangan, perlahan bibir kami mulai saling mendekat dan berpagutan, rasa asin dari air matanya tak kurasakan, yang ada hanyalah nafsu.

Elsa pun mulai menunjukkan hal yang sama. Nafasnya makin memburu, permainan lidahnya makin agresif, bahkan gerakan tangannya mulai meremas lengan dan kaos yang kukenakan.

Remasannya makin lama malah menarik kaosku ke atas, seolah meminta aku melepasnya, maka kubuka kaosku dan tinggal bercelana dalam dihadapan Elsa.

Melihat dadaku yang ditumbuhi bulu halus, Elsa keliatan makin bernafsu, dia memegang dadaku dan meremasnya, aku pun merasa tak perlu berbasa-basi lagi, maka segera kutarik keatas pula dasternya, sehingga dia pun hanya tinggal memakai celana dalam.

Kami sempat saling memandang, “mas, aku pernah menolak untuk ML sama aku, sampai dia memaksaku dan bahkan mendekap mulutku dengan bantal, tapi sekarang aku ikhlas mas, kalau kamu mau jadi pacarku, aku ikhlas menyerahkan diriku ke kamu malam ini” kata Elsa sambil menangis.

Aku tidak menjawab, aku kembali menariknya ke pelukanku, memberinya waktu untuk melepaskan semua beban yang ada dihatinya. Namun tak lama kemudian, dia mulai kembali menciumi bibirku. Kami pun kembali saling berpagutan, kali ini tidak ada lagi ja’im di benakku.

Sambil tetap berciuman bibir, tanganku mulai meremas-remas toket dan pantatnya. Dia yang mulanya hanya meremas lengan dan dadaku, perlahan tangannya turun tapi terhenti di atas perutku. Karena tak sabar, langsung kuarahkan tangannya untuk memegang kontolku.

Bandar Blackjack - Dewagalau

Dan dia pun menggenggam kontolku dengan kuat. Bibirku mulai turun ke lehernya, kugigit pelan dan kuhisap-hisap sehingga meninggalkan bekas merah di kulitnya yang putih, terus aku turun dan mulai mendekati dadanya, kuhisap toketnya, sambil terkadang kupilin putingnya bergantian, dia makin bergoyang liar remasan-remasan tangannya mulai membuat perih di tubuhku.

Aku terus menggigit-gigit pelan dan menghisap tubuhnya, turun ke perut dan terus turun, sampai pada batas atas celana dalam hitam yang dikenakannya. Aku berhenti, dan memandangnya,

“boleh aku buka?” tanyaku, dia mengangguk dengan menatapku sayu.

Dengan kedua tangan kubuka penghalang terakhir antara aku dan lubang kenikmatannya, bulu-bulu jembutnya tipis dan wangi menunjukkan dia rajin merawat propertinya itu.

Belahan memeknya masih sangat rapat, kuminta dia untuk melebarkan kedua kakinya, dia sempat menolak, “malu mas” tapi setelah aku sedikit memaksa, di pun mulai melebarkan kedua kakinya, menunjukkan bagaian dalam memeknya yang berwarna merah muda.

Langsung kucium, kujilat dan kuhisap-hisap semua bagian memeknya, mulai bagian labia mayora (bener ga sich itu namanya?) sampai klitorisnya yang berbentuk benjolan sebesar kacang tanah. Dan akibatnya.

Elsa seperti kesetanan, pinggulnya naik-turun berusaha menghindari seranganku ke memeknya,

“udah mas, udah.. geli..aku geli…” tukasnya.

Tapi aku pun terus berusaha merapatkan bibirku ke titik sensitive itu.

Dan tiba-tiba dia berkata “maasss, aku…mau.. pipis….” belum sempat aku menarik kepalaku dari pangkal pahanya, justru kedua paha itu menjepit kepalaku, kedua tangannya menekan kepalaku semakin mendekati memeknya dan pinggulnya diangkat tinggi-tinggi.

Dia mendapatkan orgasme pertamanya setelah ku rangsang dan ku oral selama 15 menit. Tak ayal cairan memeknya pun membasahi hidung dan mulutku. Aroma dan rasa yang khas membuatku makin bernafsu terus kuhisap semua cairan yang keluar dari lubang itu sampai habis.

Setelah jepitan pahanya agak melonggar, aku langsung kembali ke sampingnya. Kucium bibirnya sambil kubelai-belai toketnya.

“Enak, ga ?” tanyaku.

“Enak banget, aku sampai lemes banget.

Mas Ari pasti udah sering ya, kok pengalaman banget?” tanyanya *dalam situasi seperti ini, kalau aku jujur aku sudah pernah ML sama 3 cewek sebelum dia bisa merusak suasana* maka kujawab “ aku baru pertama sama kamu ini kok.

Aku Cuma sering liat BF aja”

“wah, pantes, belajarnya dari film” kata Elsa sambil tersenyum dan memelukku.

Setelah 1 menit, dia mencium bibirku dan bertanya “sekarang aku mesti gimana buat gentian muasin mas Ari?”

Aku pun tersenyum dan melirik kontolku yang kepalanya sudah keluar dari batas celana dalamku. Dia tersenyum, lalu mulai bergerak membuka celana dalam yang aku kenakan.

Dia memegang kontolku lalu bertanya “mau diapain ini mas?” pertanyaan lugu yang menggoda, tapi karena malas basa-basi lagi aku pun menjawab “masukin ke memekmu donk, tapi sebelumnya diisep dulu” dia tersenyum, lalu mulai mengocok pelan kontolku.

Setelah agak keras, dia mulai memasukkan junior ke dalam mulutnya dan menghisapnya, tapi karena memang belum pernah (setidaknya menurut pengakuannya) maka rasanya pun tidak terlalu enak.

Agak sakit malah, karena beberapa kali menyentuh giginya.

“jangan kena gigi donk yang, sakit” kataku.

“aduh mas, sorry, aku ga bisa kaya gini” jawabnya

“Mas langsung main aja yah, aku pasrah kok” katanya. Lalu dia berbaring disampingku sambil membuka kedua kakinya.

Melihat posisi itu, aku pun bangkit, kujilati sebentar klitorisnya supaya agak basah, dia mulai mendesah pelan.

Kubasahi juga ujung kontolku dengan sedikit air liur, lalu mulai kugesek-gesekkan di depan lubang memeknya. Meski mengaku sudah tidak perawan karena paksaan mantan cowoknya, ternyata lubang memek Elsa sangat sulit ditembus.

Masih sangat sempit, dan aku ga tega ketika sedikit memaksa mendengar dia menjerit tertahan,

“aduh mas, sakit mas…” maka kutunda lagi memasukkan kontolku dalam memeknya. Sambil tetap kugesek-gesek, aku mulai mendorong ketika kurasa sudah cukup basah, berhasil masuk kepala kontolku masuk kedalam memeknya.

Bandar Poker - Dewagalau

Di sinilah aku merasakan perbedaan antara memek Elsa dengan memek milik Ika, Icha dan Eta yang pernah kurasakan seblumnya.

Kalau memek lain kenikmatan itu sangat terasa ketika aku memasukkan kontolku dalam-dalam, maka memek Elsa terasa sangat menjepit justru ketika baru sepertiga kontolku masuk. Maka aku pun, hanya menggerakkan kontolku maju mundur di titik itu.

Namun berbeda dengan yang kurasakan, Elsa justru sangat kesakitan dengan cara itu. “mas, cabut dulu mas.

Sakit mas” ujarnya. “ya, bentar yah, aku enak bgt nich sayang” kataku.

Dia seperti menahan rasa sakit, bibirnya digigit. “mas, udah dulu donk…sakit nich, perih…” katanya lagi. Sebenarnya aku ga tega, tapi aku pun merasakan kenikmatan dengan hanya bermain di permukaan memeknya itu.

Akhirnya aku mengalah dan memutuskan untuk mencabut kontolku dari memeknya. Namun sebelum mencabut, aku ingin mencoba memasukkan keseluruhan batang kontolku dalam memeknya, maka kudorong penuh kontolku ke dalam memeknya.

Sedalam aku bisa, namun ternyata mentok dan aku bisa bisa merasakan dinding rahimnya tepat di depan kepala kontolku.

Saat itulah aku merasakan perubahan pada diri Elsa. Dia yang semula menahan sakit sambil menggigit bibir dan memejamkan mata, tiba-tiba matanya terbuka lebar, mulutnya menganga tertahan. “mmmaaaassssss……” suaranya tertahan dan bergetar.

“Eeennnnnaaaaakkkk bbaaaannggeeettttt mmmaaasss….”katanya. Tangannya mencengkram erat kedua lenganku. Sesaat kemudian dia berubah makin liar, setiap kali aku tarik mundur kontolku, dia justru memajukan memeknya seolah tidak mau melepaskan sedikit pun kontolku dari memeknya.

Tangannya memelukku erat, kemudian tubuhnya tiba-tiba mendorongku berguling ke kanan sehingga sekarang dia berada di atas tubuhku.

Dia tetap memelukku erat sambil menggoyangkan pinggulnya ke semua arah, maju-mundur, kanan-kiri, depan-belakang bahkan diselingi memutar, aku yang merasakan perubahan ini kemudian mulai mengatur posisi.

Kuluruskan kedua kakiku dan menbiarkan tubuh Elsa menguasaiku, dia menggerakkan pinggulnya ke segala arah bagai kesetanan, aku berusaha mengimbangi gerakannya dengan melawan arah setiap gerakan pinggulnya.

Tetes keringat kami membasahi kasur, tapi keganasan Elsa seolah tidak akan berakhir. Beberapa saat kemudian tiba-tiba dia menekan dalam-dalam pinggulnya. Tangan kanannya mencengkram lengan kiriku dan tangan kirinya menjambak rambutku.

Kontolku seperti diremas-remas dengan kuat oleh memeknya dan dia menjerit tertahan.

“aaaaaccchhhh……” tubuhnya mengejang, kaku sesaat lalu ambruk diatas tubuhku. “enak banget mas..enak banget….aku pengen terus ama kamu kaya gini. Enak banget” ujarnya berbisik di telingaku.

Aku hanya tersenyum mendengar kata-katanya, sementara Elsa masih terbaring lemas diatas tubuhku, kontolku yang masih menancap dalam memeknya bergerak-gerak mencari perhatian dia pun merasakannya, dan mulai bangkit.

“mas, aku lemes banget, mas diatas aja dech, aku pasrah. Udah lemes bgt nich”katanya.

Dia lantas menjatuhkan tubuhnya, dan sambil membuka lebar tangan dan kakinya, dia berkata nakal “aku pasrah mas, perkosa aku, nodai diriku sepuasmu…..” sambil tersenyum nakal.

Aku pun langsung, naik ke atas tubuhnya. Sengaja kuangkat kedua kakinya sambil kulingkarkan di pinggangku.

“gini, biar kerasa makin enak” kataku, sesaat kemudian aku mulai mendorong kontolku masuk dalam memeknya. Ini perbedaan kedua antara memek Elsa dengan memek lain yang pernah kurasakan, meski basah karena cairan orgasme sebelumnya.

Tapi ketika kumasukkan, tetap aja kontolku rasanya seperti dijepit dengan kuat. Aku pun mulai menggoyang pinggulku maju-mundur.

Setelah melihat liarnya Elsa saat kumasukkan dalam kontolku, dan merasakan kenikmatan memeknya saat di permukaan, maka kucoba memainkan masuknya kontolku dengan ritme 3 plus 1.

Yaitu tiga kali aku dorong dengan hanya memasukkan sepertiga kontolku, dan kemudian satu kali dorongan dalam yang memasukkan kontolku sedalam-dalamnya sampai terasa mentok di dinding rahim Elsa.

Dan efeknya, meski mengaku sudah lemas, tapi tiap kali aku dorong dalam kontolku dalam memeknya, tubuh Elsa seperti mengejang. Pinggulnya ikut terangkat tiap kali aku menarik kontolku.

Dan suaranya tertahan “mmaaasss….” Dia terus meremas lenganku dan menggigit kuat bibirnya sendiri. “mmmaaasss, jangan nyiksa aku doonkk… masukin yang daallleeem dddooonnkkk….” Pintanya dengan mata sayu menatapku dan suara bergetar.

Karena kasihan, aku pun langsung menaikkan ritme goyanganku dengan mendorong dalam kontolku dalam memeknya. Dan Elsa kembali kesetanan.

Dia membalas setiap tusukan kontolku dengan gerakan pinggul yang ke segala arah, bahkan tangannya meremas erat kedua pantatku sambil menakannya agar makin dalam masuk dalam memeknya.

“mmass, dalam lagi mmaaass, masukkiinn dalem lagi…eennaakk bangeettt masss….”ujarnya. Dan gerakan pinggulnya pun kurasakan makin terasa nikmat ketika memeknya terasa memijat dan meremas-remas kontolku, dan ini membuat aku pun mulai merasakan cairan lahar putih akan mulai muntah dari kontolku.

“Elsa, aku mau keluar sayang, aku tarik yah” kataku.

Agen Ceme - Dewagalau

Elsa mengangguk, namun gerakan pinggulnya dan tangannya berkata sebaliknya, pinggulnya justru makin terangkat ke atas, sedangkan tangannya makin menekan pantatku untuk makin masuk ke dalam memeknya.

Sementara didalam pun kontolku terasa makin kuat disedot, diremas dan dipijat otot-otot memeknya. Akhirnya karena tak tahan aku pun memuntahkan pejuhku dalam memeknya.

Crot.. crot.. crot..dan sedetik kemudian Elsa kembali mengejang, badannya kaku dengan posisi tangan menekan pantatku agar makin mendorong masuk kontolku dalam lubang memeknya.

“mmaaasss….aaaccchhhh….eeennna aakkkk” teElsaknya tertahan dengan suar bergetar. Aku segera mencabut kontolku dari memeknya dan menjatuhkan badanku disampingnya.

Kulirik jam di HPku, jam 7 kurang 20 menit. Berarti sekitar 3,5 jam kami memadu kasih dan mengejar surga dunia.

Aku mencium bibirnya sambil meremas toketnya. “Aku sayang kamu, mas…” kata Elsa. Kami pun kembali tertidur sampai jam 10 pagi Setelah itu kami mandi bersama. Setelah sarapan aku kembali mengantar Elsa ke terminal bus untuk kembali ke kota S.

Sejak saat itu, aku berpacaran dengan Elsa. Hubungan kami sempat berjalan selama sekitar 2 tahun, sampai akhirnya dia dijodohkan dengan seorang pElsa tetangga kampungnya di Pekalongan. Sekarang dia telah memiliki 2 anak dan tinggal di kota S.

Yang tidak pernah Elsa tahu, bahwa dia bukan wanita pertama yang bercinta denganku, dan bahwa selama 2 tahun hubungan kami pun aku beberapa kali bercinta dengan wanita lain

Permainan Ranjang Tante hot


Agen Poker Online Terpercaya - Dewagalau - Waktu itu Senin sore tanggal 26 Januari 2004 sekitar pukul 15.30 waktu Thailand setelah mengunjungi Putrajaya tempat PM Thailand berkantor di negara bagian Selangor, rombongan kami check in di PNB Darby Park yang terletak di jalan Binjau No.10 Kuala Lumpur dan lokasinya berdekatan dengan Tabung Haji Thailand dan Menara Kembar (Twin Tower) Petronas yang cukup terkenal di dunia. Dari hotel tempat aku meningap itu, bila hendak ke menara kembar itu dengan jalan kaki bisa ditempuh dalam waktu 10 menit. 

Aku mendapat kunci kamar dengan nomor 2805, yang berarti berada di lantai 28 dan masih menempati kamar executive suite yang memiliki dua kamar tidur, satu ruang tamu dan satu dapur. 

Sehingga, tiap kami pasti ada satu kamar yang kosong dan tak terisi. Aku berfikir, kenapa pihak penyelenggara Mega FAM Thailand ini tidak menempatkan kami berdua dalam satu kamar sehingga tidak ada kamar yang kosong. 

Sekitar pukul 16.15, bell di kamarku berdering. Ternyata dari pemandu kami yang orang Pakistan untuk mengingatkan agar 15 menit lagi berkumpul di lobby hotel untuk bersiap-siap pergi pesiar ke KLCC yang terletak di bawah menara kembar Petronas, ke Menara Kuala Lumpur dan terakhir ke Genting Highland, dimana di lokasi dengan ketinggian sekitar 5.350 kaki itu juga terdapat kasino nomor dua terbesar di Asia. 

Namun aku menyampaikan kepada pemandu itu dan juga kepada pimpinan rombongan, bahwa aku ingin istirahat saja di kamar, sekaligus menyatakan bahwa aku juga hendak ke China Town setelah magrib untuk membeli ole-ole buat teman-teman di kantor sepulang dari Thailand nantinya. Akhirnya mereka mengerti dan meninggalkan aku sendiri di kamar. 

Sepeninggalan teman-teman yang telah pergi shopping ke KLCC, untuk menghilangkan jenuh aku lalu menghidupkan VCD player yang ada di ruang tamu dengan memutar kepingan VCD 

"Tourism Thailand" yang diberikan pihak penyelenggara seminar di The Puteri Pan Pasific Hotel di Johor Baru, beberapa hari lalu, sambil tidur-tiduran di atas sofa yang cukup lebar dan empuk. 

Mungkin karena capek setelah seharian mutar-mutar di Putrajaya, tak terasa aku tertidur dan baru terbangun ketika bell di kamarku berbunyi. Aku melihat jam, ternyata sudah pukul 18.45. 

Siapa pula yang datang? Teman-teman kembali nanti paling juga subuh karena memang ada diantara mereka yang ingin berjudi di Genting. 

Dengan bermalas-malasan dan setelah merapikan baju kaos yang aku pakai, aku buka juga pintu kamarku. Sesaat aku terkaget dan seperti tidak percaya melihat orang yang berdiri di hadapanku. 

"Liza..?" hanya itu yang bisa aku ucapkan sambil mengucek-ucek kelopak mataku.

"Kamu jahat. Kenapa kamu tidak memberitahuku jika kamu datang ke Thailand? Bahkan ketika kamu sudah berada di Kuala Lumpur pun, kamu masih tetap tidak meneleponku,"

cewek itu berceloteh terus sambil mendorong tubuhku ke dalam dengan tangan memukul dadaku. 

"Aku bukannya sengaja untuk tidak meneleponmu. Tapi sungguh, nomor telepon kamu hilang ketika aku mengganti kartu halloku dengan navigator 64kb yang dikeluarkan Telkomsel. 

Aku ganti kartu, karena aku ingin mengaktifkan mobile banking, sementara memori untuk menyimpang nomor telepon di kartu baru itu tidak cukup untuk 250 nama seperti pada kartu lama. 

Aku baru tahu nomor kamu tidak ada di kartuku, setelah mau menelpon kamu ketika hendak berangkat ke Thailand seminggu lalu," ujarku menerangkan, sambil membelai rambutnya yang direbonding. 

Oh ya, Liza adalah pacarku orang Thailand dan kini berusia sekitar 23 tahun yang bekerja di salah satu perusahaan swasta cukup besar di negara jiran itu, yang ku kenal ketika dalam perjalanan dengan pesawat Silk Air menuju kota "P" dari Singapore tahun 2000 lalu. 

Dan selama di kota "P" aku selalu menemaninya kemana pergi, dan bahkan sempat beberapa kali tidur bersama. Liza yang bertubuh seksi dan sintal dengan tinggi sekitar 168 cm berkulit putih dan mirip artis Eddies Adellia. 

Pinggangnya ramping, pinggul padat berisi dan payudara yang montok serta padat dengan ukuran bra 36B. Dan setiap aku ke Thailand atau dia ke kotaku, pastilah tidak pernah terlewatkan bagi kami berdua untuk bercinta. 
Ketika aku tanyakan dari mana dia tahu kalau aku sedang di Kuala Lumpur dan menginap di PNB Darby Park, ia menyatakan tahu dari teman-temanku. 

Waktu dia sedang duduk-duduk di salah satu kafe di KLCC sepulang dari kerja, dan kebetulan melihat teman-temanku yang pakai kokarde "Mega FAM" bertuliskan dari kota "P", dan menguping teman-temanku bercerita, dan ia mendengar namaku ikut disebut-sebut. 

Waktu itu, feelingnya langsung mengatakan bahwa nama Sandy yang disebut-sebut itu pastilah aku, sehingga ia memberanikan diri bertanya pada salah seorang temanku, dimana aku berada, setelah sebelumnya ia menyatakan bahwa ia mengenal aku. 

Akhirnya teman-temanku mengatakan bahwa aku sedang istirahat di hotel, dan ketika ia datang ke hotel tempat aku menginap, ia tanyakan namaku dan receptions hotel lalu memberi nomor kamarku. 

"Syukurlah kamu bisa menemukan aku. Kamu tahu kenapa aku tidak mau gabung dengan teman-teman ke Genting? Itu karena aku punya rencana untuk datang ke rumahmu malam ini," ujarku menjelaskan.

"Iya ke..," rajuknya dalam logat Thailand.

"Sure..!" jawabku pasti, sambil merengkuh pundaknya sehingga ia berada dalam pelukanku.
"Aku sungguh merindukanmu, Liza," rayuku.

"Aku juga, makanya aku datang ke tempatmu," balasnya.

"Kamu mau menemaniku disini malam ini kan?" tanyaku.

Liza menganggukkan kepalanya. Namun ia menyatakan bahwa ia harus menelepon temannya satu apartemen bersebelahan kamar untuk memberitahu, untuk memberitahu jika ia tidak pulang malam ini. 

Karena tidak tahan lagi menahan rasa rindu yang memuncak serta keinginan untuk mereguk kenikmatan tubuhnya yang sensual dan sudah hampir satu tahun tidak aku cicipi itu. 

Kulihat Liza yang baru saja menelepon temannya itu sedang asyik menikmati siaran TV3 sambil menyandarkan tubuhnya dengan santai di sofa yang berukuran cukup panjang dan lebar itu. 

Aku mendekat dan langsung mengecup keningnya. Ia menengadah, dan ciumanku terus merambat turun ke bibirnya yang sensual.

"Ah..," desahnya tertahan. 

Ciumanku terus menjalar ke belakang telinganya dan terus ke lehernya yang jenjang. Sementara tanganku mulai menjalar mencari dua bukit kenyal yang montok dan selalu menantang itu. Kulihat ia mulai menggelinjang-gelinjang sambil merasakan nikmat permainan yang aku berikan. 
Perlahan-lahan tapi pasti, aku mulai membuka baju kaos yang dipakainya, dan melanjutkan dengan membuka celana jeans ketat yang melekat di tubuhnya. 

Sehingga terlihat ia hanya menggunakan bra warna hitam yang serasi dengan celana dalamnya yang juga berwarna hitam. Sementara bibirku, tetap bermain di bibirnya yang ranum. Kemudian tangan kananku mulai mencari pengait bra yang dipakainya dan melepasnya. 

Bibirku langsung beraksi mengulum puting susunya yang sudah mulai mengeras. Sekali-sekali aku gigit puting susunya yang berwarna coklat itu, sehingga ia terdengar mengerang. 

Sementara tangan kananku, terus merambat turun dan mulai memelorotkan celana dalamnya. Sesaat tanganku berhenti di gundukan daging di sela pangkal pahanya yang ditumbuhi bulu-bulu hitam lebat dan tertata rapi.

"Honey, please..!" rengeknya sambil berusaha membuka kaos singlet yang kupakai. 

Kemudian dengan rakusnya iapun mulai menjilati dan menghisap puting susuku yang ditumbuhi bulu-bulu. Aku tergelinjang, dan seketika nafsuku semakin memuncak. 

Ia semakin bergelora dan terus menjilati tubuhku hingga ke bawah. Karena terhalang celana pendek yang kupakai, iapun lalu memelorotkannya, sehingga aku menjadi telanjang bulat seperti dirinya. Penisku terlihat mengacung dengan gagahnya ke atas.

"Oh..," desahnya sambil menjilati seluruh batang penisku. 

Tak cukup sampai disitu, ia lalu berusaha mengulum seluruh batang penisku. Namun karena tersekat di kerongkongannya, hanya sebagian saja yang bisa dikulum dan diisapnya, sehingga membuat aku kegelian dan semakin terangsang. 

Kemudian aku coba mengambil alih inisiatif dengan menarik tubuhnya ke atas serta menyandarkannya di sofa, dan kemudian aku mulai lagi menjilati dan menghisap puting payudaranya. Hisapanku lalu pindah ke bibir, ke telinga dan leher, sehingga membuatnya makin terangsang dengan hebat. 

Ciuman lalu aku teruskan ke bawah, dan bermain-main sebentar di sekitar pusarnya. Kemudian bibirku terus merambat ke bawah, dan mendapatkan vaginanya yang berbulu lebat itu sudah mulai dibasahi cairan kental. 

Setelah kakinya aku angka dan bulu-bulu yang menutupi lubang vaginanya aku sibakkan, aku mulai menjilat clitorisnya dengan lidahku. Liza semakin menggelinjang menahan nikmat, sehingga setelah hampir lima menit lidahku bermain di lubang vaginanya, akhirnya aku lihat Liza berkelenjotan dan mengangkat tinggi pinggulnya dan terdengar teriakan tertahan.

"Oh, honey. Aku tak tahan lagi. Aku.. mau.. keluar..!' teriaknya. 

Tak lama kemudian aku melihat cukup banyak cairan kental menyembur dari lubang vaginanya. Sementara aku lalu menghentikan jilatan untuk memberikannya kesempatan menikmati orgasmenya yang pertama itu. Kemudian, dengan rakus aku jilati semua cairan yang keluar dari vaginanya itu. 

"Ah, honey. Apa yang aku impikan selama satu tahun ini untuk bercinta kembali denganmu, akhirnya menjadi kenyataan," katanya.

"Aku juga sayang, si kecil ini sudah lama berontak untuk bisa bersemayam di goa milikmu yang hangat itu," balasku sambil mencium mesra bibirnya.

Ciumanku itu dibalas Liza dengan hangat. Kembali permainan lidah yang luar biasa terjadi. Sementara tangan kananku sibuk meremas dengan lembut dua bukit kembarnya yang sangat menantang itu. 

Lalu perlahan dan tanpa melepaskan ciuman bibir, aku bopong Liza ke dalam kamar dengan tetap membiarkan kaca jendela tidak ditutup gorden, sehingga menambah nuansa tersendiri dalam permainan seks kami. 

Baru saja Liza aku rebahkan di ranjang, tiba-tiba ia bangkit dan mendorongku hingga tertelentang. Ia terlihat ingin mengambil inisiatif menyerang dengan menciumi seluruh bagian tubuhku dengan ganasnya. 
Akibatnya, penis aku yang sejak tadi sudah mengeras itu, sudah tidak sabaran lagi untuk bisa menyeruak ke dalam lubang kenikmatan Liza. Pada saat Liza asyik melumat bibirku, secara diam-diam "si kecil" aku arahkan tepat di lubang vaginanya.

"Ah, terus sayang..," desahnya.

Sementara aku mengangkat pinggul agar penisku bisa masuk, Liza juga ikut membantu dengan menekan pinggulnya. Secara perlahan-lahan, penisku mulai dapat memasuki liang vagina Liza yang masih terasa sempit karena selalu dirawat dengan baik. Bless..! Semua batang penisku amblas masuk hingga dapat kurasakan menyentuh dasar vaginanya.

"Oh, terus honey. Enaakk..!" desahnya.

Karena aku merasakan goyangnya mulai mengendur karena lelah berada di atas, akhirnya aku mengambil inisiatif membalikkan tubuhnya hingga telentang, dengan penisku tetap berada di dalam vaginanya. 

Secara perlahan, aku mulai menggoyang pinggul untuk memaju mundurkan penisku di vaginanya, sementara lidahku tetap saling kait mengait dengan lidahnya. 

Kemudian lidahku merambat turun ke dadanya dan menghisap puting susunya yang mengeras, sementara aku tetap mempertahankan intensitas goyangan di pinggulku. Akibatnya, Liza terlihat sudah tidak bisa menahan seranganku, karena aku rasakan pinggulnya mulai diangkat dan kakinya mengejang. 

"Oh, honey. Aku tak tahan lagi dan mau.. ke.. luar..'" erangnya.

"Tahan dulu sayang, kita keluarkan sama-sama," ujarku tertahan.

Aku akhirnya aku tidak bisa menahan desakan di pangkal penisku yang terasa menghentak-hentak hendak menghantam vagina Liza. 

Dan dalam hitungan detik, akhirnya aku muntahkan seluruh sperma yang ada di penisku, sementara Liza juga kurasakan mengeluarkan lendir di vaginanya yang terasa hangat oleh batang penisku.

"Oh, aku benar-benar puas Sandy. Aku ingin kamu masih di KL agak beberapa hari lagi," ujarnya sambil mengecup bibirku mesra.

"Bagaimana ya, tiketku tak bisa diundur karena sudah diprogram oleh penyelenggara Mega FAM. Aku harus pulang ke Indonesia pagi besok," jawabku hati-hati.

"Pokoknya serahkan saja tiket itu padaku, aku yang akan mengaturnya. Kalaupun tiket pesawatmu tidak bisa di undur, biarkan saja, nanti aku ganti dengan tiket baru untuk kembali ke Indonesia hari Kamis tanggal 29 Januari," katanya sambil mengelus dadaku yang sedikit berbulu. 

Aku menyatakan setuju, sehingga kulihat ia tersenyum karena merasa senang.

Dan menjelang pagi, kami sempat melakukan "pertarungan" sengit itu hingga empat kali, sehingga aku lihat Liza benar-benar terpuaskan oleh permainanku yang katanya sangat dahsyat itu. 

Ia juga berjanji untuk minta izin kepada atasannya selama 3 hari untuk menemaniku selama berada di Kuala Lumpur, sekaligus untuk melampiaskan nafsu syahwatnya yang juga sangat dahsyat itu.

Liza kembali ke apartemennya sekitar jam 04.30 untuk bersiap-siap pergi kerja, dan sekitar pukul 05.30 aku dibangunkan teman-teman untuk bersiap-siap menuju KLIA untuk seterusnya kembali ke kotaku. 

Namun kepada teman-teman aku sampaikan, bahwa aku masih akan tinggal di Kuala Lumpur hingga tanggal 29 Januari, karena ada sedikit urusan. Tentang tiket pesawatku yang tidak bisa diundur keberangkatannya, aku katakan sudah ada yang mengaturnya, sehingga teman-temanku dapat memahaminya.

Salam manis untuk Marwah dan juga Sella, semoga puas membaca kisah cintaku dengan cewek Thailand. 

Pesanku, "don't wait until tomorrow, what can you do to do". 

Tamat

Senin, 16 November 2015

Cerita SEx : Sayangku Kezia

Sayangku Kezia | Agen Poker Online Terpercaya

Hidup ini memang dinamis dengan segala perubahan keadaan sosial, budaya, ekonomi, moral yang semuanya itu tidak lepas dari akibat kemajuan teknologi secara umum yang salah satunya adalah teknologi komunikasi komputer. Satu lagi pengalamanku yang akan kukisahkan di bawah ini lebih kurang 1 tahun yang lalu dan sampai sekarang masih berlangsung meskipun tersendat-sendat.


Bandar Poker Online Terpercaya - Dewagalau

Waktu di SMA dan kuliah aku senang jalan-jalan atau traveling, hampir setiap liburan sekolah ataupun semester aku menghabiskan waktu bersama teman-teman have fun, apakah mendaki gunung, atau dengan modal pas-pasan kami berkeliling dari satu daerah ke daerah lain di Pulau Jawa dan Sumatra, pokoknya ada saja jalan keluar guna refreshing dari segala macam keruwetan sehari-hari di Ibukota.

Sejak berkeluarga aku lebih banyak di rumah karena pada awalnya aku berpikir bahwa keluarga nomor 1, kesenangan diri sendiri bisa nomor 20 maksudnya bisa urusan belakang. Kenyataannya aku malah terpuruk dengan keadaan yang akhirnya aku membuat keputusan bahwa aku harus mendapat kesempatan pribadi untuk have fun dengan caraku sendiri dan akhirnya…

Aku berkenalan dengan seorang wanita seperti biasanya lewat e-mail dan terjadilah saling kirim dan balas, saling telepon akhirnya kami berjanji akan bertemu di suatu tempat ternyata di tempat kostnya. Ada hal yang menurutku sempat membuatku ragu waktu aku menelepon, dia mengatakan bahwa usiaku hampir setengah abad dan apa dia tetap mau bertemu dan menjalin persahabatan denganku dan jawabanya,

“Nggak pa-pa kok, kan kata orang life begin at forty dan aku lebih suka dengan orang yang jauh lebih tua dariku, nanti deh ceritanya kalau kita sudah bertemu.”

Pada hari yang sudah ditentukan aku pulang dari dinas luar kota dan langsung menuju ke tempat kostnya setelah menghubunginya lewat telepon, kupikir ini adalah perkenalanku yang pertama dengan seorang wanita sejak aku sudah berkeluarga dan cara berkenalan yang aneh dan tidak biasa menurutku.

 Kubawakan dia kue dari Sakura Anpan dan 3 tangkai White Rose dan pada saat dia menemuiku aku seperti mimpi karena dia bertubuh sedang, kira-kira 155 cm dengan perawakan montok yang membuatku menelan ludah, pantatnya bulat, pinggulnya ramping dengan perutnya rata dan buah dadanya.. besar! untuk wanita dengan tinggi 155 cm dan merupakan kegemaranku, cewek dengan buah dada besar.

“Well, inilah saya Andhika, seperti yang anda lihat, berkaca mata minus, rambut sudah mulai banyak yang putih, usiaku 50 tahun dan ini oleh-oleh untuk anda.” sahutku sambil menyerahkan kue dalam mini box serta 3 tangkai Mawar Putih.

“Aduh, thank’s yaa, anda baik sekali membawakan saya kue dan.. hmmm, ini bunga kesukaan saya, dan inilah saya Priscilla Kezia, kamu boleh panggil saya Kezia, umurku.. perlu nggak sih kamu tahu?” senyumnya manis dan matanya yang agak sipit tapi lucu. Aku hanya tersenyum sambil mengangguk pelan.

“Tahun ini genap 25 tahun.” jawabnya lagi dengan pandangan matanya yang coklat tua tajam menatapku,

“Sudah tahu kan sekarang.. gimana? dan dengan kaca mata itu anda malah kelihatan masih muda sepuluh tahun dari umur anda sekarang.” sahutnya.

Aku agak terperangah sejenak, separoh umurku, tapi kelihatan lebih muda katanya? Berarti aku belum terlalu tua ya.

Kami berdua ngobrol sejenak, saling memperkenalkan diri lebih lanjut, kuperlihatkan foto keluargaku dan dia memberi komentar tentang foto puteriku.

“Cantik sekali puterimu.” katanya, kemudian dia mengajakku keluar jalan-jalan.

Kami pergi ke salah satu Mall di daerah Jakarta Utara. Selama berjalan-jalan, Kezia tiada henti-hentinya bercerita tentang dirinya dan banyak bertanya tentang diriku.

Bandar Ceme Online Terpercaya - Dewagalau

Yang menjadi lebih surprise bagiku adalah sikapnya yang begitu ceria, bebas tanpa beban seolah-olah sudah mengenalku bertahun-tahun. Di salah satu restaurant seafood kami mampir dan makan sambil ngobrol dengan suasana yang lebih santai.

“Non, kamu sadar atau tidak sih, bahwa di depan kamu ini seorang laki-laki berumur setengah abad?” tanyaku masih bingung dengan sikapnya yang ceria dan santai.

“Terus kalau kamu 50 tahun, memangnya kenapa, apa aku nggak boleh senang dengan pria yang umurnya hampir setengah umurku, gitu ya? kalau aku sendiri senang, kamu nggak suka?” jawabnya sambil tersenyum lucu dengan wajahnya yang bulat tapi manis itu.

“Aku mau jujur sama kamu, aku pernah pacaran dengan seorang pria yang lebih tua 10 tahun dariku sewaktu aku masih SMA di SBY bahkan kami sudah janjian akan berumah tangga kelak kalau sudah mapan, tapi nasib memutuskan lain, kami putus berpisah padahal selama pacaran aku dan dia sudah seperti suami-isteri dan..” aku mengangkat tanganku menghentikan dia untuk melanjutkan pembicaraannya yang aku sudah dapat menebak kemana arahnya.

“Oke Non, stop, stop, stop.. jangan diteruskan, aku tidak mau dengar sambungannya karena ini hari adalah pertemuan kita yang pertama dan aku ingin pada saat ini kita ada dalam keadaan senang dan gembira dong yaa..” sahutku sambil memegang kedua belah tangannya yang mungil itu. Sejenak mata itu berkaca-kaca sepertinya menahan haru.

“Aku tidak menyangka bahwa hari ini aku berkenalan dengan seorang laki-laki yang mau mengerti keadaanku yang sebenarnya dan aku suka kamu Mas.” jawabnya lagi dengan sendu.

Hari pertama itu kami lewati dengan jalan-jalan dan Kezia tanpa malu-malu memeluk pinggangku sambil kadang-kadang menyenderkan kepalanya ke dadaku.

Hubungan kami berlangsung kira-kira satu setengah bulan, baik lewat telepon maupun e-mail, jalan-jalan dan nonton film yang akhirnya bibir tipisnya yang mungil kukecup di dalam gedung bioskop pada saat film sedang diputar.

Dia membalas dengan kecupan-kecupan yang panas disertai desahan-desahan yang merangsang sambil mengarahkan tanganku ke payudaranya yang montok dan masih terbungkus BH tipis. Kuremas lembut bukit lembut itu dengan mesra disertai gigitan-gigitan lembut di bibirnya yang mungil. Dia mendesah kecil, tangannya menjalar ke arah pangkal pahaku sambil mengusap-usapnya, aku menggelinjang perlahan karena takut kelihatan penonton yang lain.

Demikian hari-hari berikutnya kami lewati dengan mencuri-curi kesempatan berciuman sambil saling memegang-megang di luar pakaian masing-masing. Suatu hari aku pulang dari dinas luar kota, aku tidak tahan untuk bercumbu dengannya, lalu aku langsung menuju Puri Mawar di daerah Jakarta Selatan, pesan kamar dan sambil santai di tempat tidur kutelepon Kezia di kantornya.

“Hello Sayang.. apa kabar?” sahutku ingin membuatnya surprise.

“Hello.. Hai Honey, kamu dimana.. aku kangen kamuuu!” jawabnya manja berbisik karena dia berada di ruangan kerja yang bersama dengan 3 orang temannya.

“Aku juga kangen kamu.. kamu pulang jam berapa, kutunggu di Puri Mawar, mau kan kamu menemuiku sebelum aku pulang ke rumah?” aku bertanya dengan hati-hati takut dia menolak.

“Mauuu.. aku kangen kamuuu, aku pulang jam 18:00 terus aku ke sana yaa.. tunggu aku Sayang yaa..” sahutnya lagi.
Aku mandi dan dengan berselimutkan handuk aku rebah di tempat tidur sambil menonton TV, karena saking lelahnya (sebab setiap pulang dari dinas luar kota pasti aku belum sempat istirahat dari malam sebelumnya) aku jatuh tertidur tanpa sadar dengan tubuh masih terbungkus handuk.

Aku mulai sadar tatkala bibirku, hidungku terasa ada yang menyentuh serta menggelitik dengan halus serta sentuhan lembut di pangkal pahaku yang masih tertutup handuk. Aku membuka mataku perlahan, terlihat wajah bulat yang lucu dan manis di hadapanku.

Kezia-ku yang manis tengah mengecup bibirku sambil mempermainkan lidahnya dengan lembut serta menggigit-gigit kecil hidungku dengan mesranya. Aku bergerak dan dia menghentikan gigitannya sambil memandangku mesra.

“Hai Honey, kasihaaann.. capek yaa.. sampai ketiduran nungguin aku yaa.. dan ini apa?” katanya lagi sambil meremas lembut penisku yang semenjak semula sudah tegang di balik handuk dan ternyata handukku telah disibaknya dan tangannya yang mungil itu meremas dan mengusap lembut penisku yang sudah telanjang dan tegang.

“Oohh Sayang, kamu kok nakal nggak ngomong-ngomong sudah masuk dan foreplay tanpa izinku, hmmm?” tanyaku sambil memeluk pinggangnya yang ramping dan tanganku yang lain bergerilya ke arah payudaranya yang montok di balik bajunya yang berleher rendah itu.

Kezia mencoba menghidari tanganku yang ke arah buah dadanya, tetapi tanganku yang lain memeluk pinggangnya sehingga dia tidak berhasil melepaskan dirinya dari pelukanku.

“Honey.. Sayang.. aku mau mandi dulu yaa.. badanku bau, bau keringat dan bau pabrik kaos kaki nih,” katanya sambil mencium keningku dan mencoba menghindari bertambah eratnya pelukanku.

“Nggak usah, aku senang bau keringat kamu, sedaaapp..” jawabku menggoda sambil mencoba meremas susunya yang montok itu.

“Benar deh.. habis aku mandi, kamu boleh deh cium-cium terserah kamu yaa..” jawabnya lagi, kali ini kulepaskan pelukanku dan membiarkan dia pergi mandi.

Kezia keluar dari kamar mandi dengan hanya terbungkus dengan lilitan handuk menutupi tubuhnya yang sintal, montok dan menggemaskan itu.

Aku masih berbaring dengan santai, sementara Kezia mendekatiku sambil tetap memandangku dengan matanya yang lucu tapi tajam itu.

Dia menaiki tempat tidur dan berbaring di sebelahku. Kami saling berpandangan dan tanganku mengelus kedua belah pipinya dan dia melakukan hal yang sama.

Kukecup bibir mungil itu, dia membalas dengan lembut, tangan kami mulai saling mengusap dengan mesra. Kulepaskan lilitan handuk dari tubuhku dan dengan setengah memaksa kulepaskan juga handuk yang membungkus tubuh sintal itu dan akhirnya…

Kupeluk Kezia dengan lembut dan mesra tanpa sehelai benang pun yang menghalangi tubuh kami, Skin To Skin. Kami berciuman dari bibir, pipi, hidung, mata, kening.

Bandar Qq Online Terpercaya - Dewagalau

Tanganku mengusap lembut payudaranya, buah dadanya, susunya yang montok dan kenyal itu serta puting yang berwarna merah muda. Dia mendesah dan mengerang lembut, terdengar di telingaku menikmati gerilya tanganku.

Kini bibirku turun ke lehernya, ke dadanya yang dibusungkan sehingga memudahkan bibirku mengecup susunya yang montok dan kenyal itu serta menjilat putingnya yang menggairahkan. Kuhisap dengan bernafsu kedua puting merah muda itu sambil menggigit-gigit kecil dan teriakan tertahan keluar dari mulut Kezia.

“Ooohh.. Maasss, teruusss iseepp Maaass.. ooohh..”

Sementara mulutku bergerilya di antara kedua payudara yang montok itu, tanganku turun perlahan ke antara pangkal paha Kezia yang ditumbuhi bulu-bulu yang lebat dan halus itu.

Kezia meremas dan menarik-narik rambutku dengan ganasnya karena permainan lidahku di puting susunya yang montok itu membuat dia mendesah nikmat serta merta membuka kedua pahanya lebar-lebar sehingga tanganku serta jariku bebas mengusap vaginanya yang mulai basah itu.

Kuciumi kedua bukit montok itu dan perlahan-lahan turun ke perutnya yang rata, turun lagi sampai ke pangkal pahanya yang ditumbuhi bulu-bulu lebat nan halus itu.

“Maaass.. oohhh.. terus Maasss.. teruuuss!” Desahnya manja dan kedua pahanya mulai menjepit perlahan kepalaku.

Kukecup pucuk vaginanya dengan lembut, dia menggelinjang sambil menjerit kecil. Kemudian lidahku mulai menjilat klitorisnya yang mungil disertai kecupan dan gigitan kecil pada labia mayoranya.

“Aaaww.. Maaass, kamu gila.. kamu gila.. Maaass.. oohhh.. nnngg..” jeritnya perlahan, tanganku memilin kedua puting susunya dengan lembut.

“Maasss.. aku nggak tahaaann Mass, ayo Maaas..” katanya sambil menarik tanganku dan memeluk kepalaku dan mengecup bibirku dengan ganas.

Penisku sudah tegang sejak aku beroral sex. Perlahan kugesek-gesekkan ke bibir vagina Kezia sambil menatap wajahnya yang bulat dan lucu itu.

“Honey Kezia, masukin sekarang yaa.. Aku juga nggak tahan..” kataku sambil menempelkan rudalku ke arah lubang kenikmatannya Kezia.

Dia mengangguk sambil tersenyum manis, aku membuka lebar-lebar kedua pahanya dan penisku kutekankan sehingga masuk perlahan-lahan ke dalam vaginanya yang sudah basah dan,

“Ooohh nikmatnya..” terasa lubang kehangatan yang serta merta memijat penisku. Kutekan terus sehingga amblas dimana kedua bola penisku menempel erat pada bagian bawah vaginanya.

“Ooohh Maaass.. nikmat sekali rudalmu ini.. ayooo Maaas..” desah nikmatnya terdengar.

Aku mulai menggoyangkan pantatku turun naik perlahan, makin lama makin cepat dan aku mulai merasa ngilu di kepala penisku sementara dia juga tidak kalah dengan dengan goyangan pinggulnya yang kelihatannya menikmati penisku turun naik dan keluar masuk vaginanya yang terasa mulai licin akibat cairan kenikmatannya yang keluar melumasi penisku itu.

Aku mencium kedua belah bibirnya yang tipis dan mungil itu dengan tidak kalah ganasnya sambil memeluk tubuh Kezia yang sintal dengan payudaranya yang besar dan montok itu.

“Kezia.. oh.. Sayang, aku mau keluaaarrr.. gilaaaaa benar enaaakk..” dengusku dengan nafas yang makin memburu.

“Aku juga Maass.. aku jugaa.. oohhh.. mmff.. nggg..” jeritnya tertahan.

Tiba-tiba kedua pahanya menjepit pinggangku dan dengan buas dia mengecup bibirku dan menggigit bibir bawahku yang membuatku kelabakan antara menahan sakit digigit dengan nikmatnya pijatan vagina Kezia, akhirnya aku tidak tahan lagi dan kutekan penisku dalam-dalan dan,

“Crooott.. crooott.. crooott..” dengan rasa ngilu di ujung lubang penisku kusemprotkan spermaku di dalam vagina Kezia sambil kami berpagut kuat seolah-olah tidak akan terlepaskan.

“Maass.. aku keluaaarr.. ooohh.. mff..” jeritnya sambil memeluk kepalaku.

Kami terdiam beberapa saat menikmati orgasme bersama sambil saling berpagut, berpelukan. Kemudian kami saling melepaskan diri dan saling memandang dengan mesra.

“Mas, aku sayang kamu, aku cinta kamu, aku belum pernah merasa sepuas hari ini.” katanya dengan lembut setengah berbisik.

“Aku juga Non, puas dengan pijatan itumu itu.” jawabku perlahan.

“Itunya apa.. coba bilang yang benar, ayo.. bilang dong.” katanya menggoda.

“Ah itu lho.. bibir yang di bawah itu.” jawabku lagi balas menggoda.

“Aaah Maass, aku kan jadi malu.” katanya sambil mengecup bibirku.

Agen Ceme Online Terpercaya - Dewagalau

“Malu sama siapa Non? kan kita cuma berdua..” aku mencoba bangun tapi jepitan kedua pahanya makin dieratkan di pinggangku.

“Jangan dilepas dulu dong.. aku masih ingin menikmati rudalmu ada di dalam sarangku dan aku mau lagi tapi aku mau di atas dan Mas di bawah, boleh kan?” katanya sambil tersenyum manis.

“Boleh, hanya saja kamu harus menunggu dengan sabar karena pria kalau habis orgasme harus mengambil ancang-ancang untuk tenaganya yang baru setelah paling kurang 1 sampai 1,5 jam untuk bisa horny lagi yaa Sayang.” jawabku sambil mengelus pipinya.

Akhirnya kami saling melepaskan dan bangun menuju kamar mandi. Kami mandi saling menyabuni, kira-kira 1 jam kami saling menyirami tubuh kami.

Nafsuku bangkit lagi dan kami bersenggama di kamar mandi dan kali ini kami melakukan di atas closet dengan posisiku duduk di atas closet dan Kezia berada di atasku.

Kukecup bergantian susunya yang montok dan padat itu hingga membuatnya dengan ganas menggoyangkan pantatnya turun naik saat penisku melakukan penetrasi ke dalam vaginanya, permainan cinta kami berakhir dengan dia orgasme 2 kali dan aku 1 kali. Setelah kami membersihkan diri kuantar Priscilla Kezia pulang.

Kami sering melakukan hubungan seks hampir setiap kali aku pulang dari tugas luar kota dan hubungan kami masih berlanjut sampai sekarang.

Demikianlah salah satu pengalamanku bercinta dengan wanita yang hampir separoh umurku yang pada kenyataannya cukup memuaskan mereka.

Kalau ada wanita muda, ibu rumah tangga maupun wanita setengah umur yang ingin bereksperimen dengan pria seumurku, aku akan bersedia melayaninya. Please hubungi saya via e-mail.

Minggu, 15 November 2015

Cerita Sex : Memek Pembantuku Yang Nikmat

 Memek Pembantuku Yang Nikmat | Agen Poker Online Terpercaya


Aku tinggal disatu komplex perumahan, gak mewah sih, biasa2 aja. Tetanggaku seorang janda, usia 50 tahunan lah. Dia tinggal sendiri dengan seorang pembantu dan seorang supir yang mengantarkan si ibu kalo akan beraktivitas. Si ibu itu orangnya tinggi besar dan gemuk, mungkin beratnya 90 kiloan lah. Aku sih gak tertarik sama si ibu tapi sama pembantunya, Nyi Imas. Imas, dari namanya orang akan tau bahwa dia orang sunda, tepatnya orang banten, sejak banten berdiri sebagai satu propinsi yang terpisah dari jabar.


Walaupun pembantu, Imas kelihatan seperti layaknya abg gedongan kalo dia pergi dengan si ibu. Pakaiannya selalu modis walaupun tidak bermerk, jins dan kaus ketat seperti yang umumnya jadi seragam wajib para abg kalo mo mejeng. Layaknya perempuan sunda, Imas kulitnya putih bersi, wajahnya manislah, sayangnya agak chubby.

Sebenarnya aku tidak terlalu senang dengan cewek-cewek chubby, tapi karena tiap hari ketemu, lama-lama jadi tertarik juga seperti kata pepatah jawa yen trisno jalaran soko gak ono liane (ha..ha, sudah dimodifikasi rupayanya pepatah jawa ini) yang artinya kira-kira dengan terjemahan bebas karena sering ketemu lama-lama jadi suka. Aku sering juga ngobrol sebentar dengan Imas kalo pas papasan didepan rumah.

Pada suatu hari aku sedang membersihkan mobilku. Imas sedang bersih-bersih halaman, sopirnya sudah mudik mo lebaran dikampungnya yang juga didaerah banten, satu kampung dengan Imas.

“Kamu gak pulang Mas”, aku membuka pembicaraan sembari mengelap mobilku.

Tembok pembatas antara rumahku dan rumahnya gak tinggi sehingga kita masih bisa saling liat.

“Enggak om”. Memang dia biasanya memanggil aku om kalo ketemu.

“Napa”, tanyaku.

“Ibu mau liburan ke bali sama sodara-sodaranya, jadi Imas gak dikasi pulang. Disuru nungguin rumah”.

“Gak takut kamu sendirian di rumah. Kalo lebaran kan biasanya komplex kita ini sepi banget”.

“Takut sih om, om ndiri gak liburan”.

“Aku mah dirumah saja, nemenin kamu deh biar gak takut”, godaku sambil tersenyum.

“Om sih tinggal sendiri, gak punya istri ya om atau…. dah cere”.

“Aku dah cere Mas, istriku tinggal di Cirebon sama ortunya. Kami memang belon punya anak”.

“Maaas”, terdengar panggilan dari dalem rumahnya, rupanya si ibu manggil.

“Bentar ya Om’, kata Imas sambil meninggalkan aku, masuk kerumahnya.

Tak lama kemudian Imas keluar lagi, nemenin aku ngobrol.

“Napa mas”, tanyaku.

“Ibu nyuruh Imas cari taksi, dia dah mo brangkat ke rumah sodaranya. Rencananya besok mereka berangkat ke bali. Imas tinggal dulu ya om”. Imas keluar rumah, jalan mencari taksi keluar komplex.

Aku memandangi Imas dari beralakng. Pantatnya yang besar bergerak sensual sekali mengikuti ayunan langkahnya. Imas sehari-hari selalu mengenakan celana gombrang 3/4 dan kaos yang longgar. Walaupun celananya gombrang, pantatnya yang bahenol itu menarik untuk diperhatikan. Mendadak Imas nengok kearahku dan dia tersenyum. Aku jadi tersipu2 karena ketahuan lagi

memandangi dia dari belakang, terpesona melihat geolan pantatnya. Aku dah selesai membersihkan mobilku, aku memang tinggal sendiri, pembantuku yang part time (hanya datang untuk membersihkan rumah, nyuci dan setrika saja, sudah lama mudik duluan. Tak lama terdengar ibu sedang bicara dengan Imas, aku hanya melongok dari jendela, kulihat Imas sedang memasukkan koper si ibu ke bagasi taksi dan tak lama kemudian taksi melaju meninggalkan Imas sendiri. Segera aku keluar rumah.
“Dah berangkatya Mas”.

“Dah om. Tadi om ngeliatin Imas aja, napa sih”. Berani juga Imas mengajak aku membicarakan kelakuanku.

“Abis pantat kamu bahenol banget Mas, godaku.

“Ih si om mulai genit deh, mentang-mentang ibu dah berangkat. Kalo ada ibu om gak brani yaa”, dia bales menggangguku.

“Imas mo ditemeni gak?” aku to the point aja nawarin.

“Iya om, sebenarnya Imas takut sendirian kalo malem”.

“Ya udah, nanti malem Imas tidur dirumahku aja, ada kamar kosong kok. Atau mo sekamar sama aku?” godaku lebih lanjut.

“Ih si om makin genit aja”, kulihat Imas tersipu-sipu mendengar gurauanku yang makin menjurus.

“Kalo mau, aku gak mtersinggung lo”.

“Tersinggung apanya om”.

“Tersinggung itunya”.

“Ya udah, ntar abis magrib deh ya om, Imas mo beberes dulu”. Aku bersorak dalam hati ketika Imas mengiyakan tawaranku.

Aku dah lama memendam napsuku melihat bodi Imas. Biar chubby Imas merangsang juga. Toketnya lumayan gede, bulu tangan dan kakinya panjang2, lagian diatas bibir mungilnya ada kumis yang sangat tipis. Pastilah jembutnya lebat dan napsunya gede.

Sorenya, bakda magrib, terdengar Imas memanggil2,

“Om, om”. Aku segera keluar rumah. Kulihat sepi sekali sekitar rumah kami.

Imas tampak cerah dengan “seragam rumahnya”. Rambutnya yang sebahu cuma diikat dengan karet saja. Satpam komplex belum beredar.

“Dah dikunciin semuanya Mas, lampu luar dinyalain. Lampu dalem nyalain juga satu yang watnya kecil, biar gak disangka rumah kosong. Gas buat kompor dan water heater dah dimatiin?”

“Dah kok om, Imas ke tempat om sekarang ya”.

“La iyalah,masak mo besok ketempat akunya”. Imas segera menggembok pager rumahnya dan masuk ke rumahku.

“Om, punya makanan mentah gak, kalo ada Imas masakin”, katanya sambil ngeloyor ke dapur.

Karena rumah dikomplexku dibangunnya seragam, maka pembagian ruangnya sama, gak heran Imas tau dimana letak dapur. Aku mengeluarkan sayuran dan daging dari lemari es, dan memberikan ke Imas. Segera Imas sibuk menyiapkan masakan buat aku. Aku segera mandi dan ketika sudah selesai mandi makanan dah tersedia di meja makan. Nasi sisa tadi siang pun sudah diangetin.

“Yuk Mas, kita makan bareng”, ajakku.

“Enggak ah, masak Imas makan semeja bareng om”.

“Ya gak apa kan, kamu kan bukan pembantuku, malem ini kamu tamuku. Dah bagus tamu ngebantuin nyiapin makan malem”, aku menarik tangannya dan mendudukkan dikursi disebelah kursiku.

Karena Imas hanya menyediakan 1 piring dan sendok garpu serta segelas air minum, aku segera ke dapur untuk mengambil peralatan makan buat Imas.

“Gak usah om, biar Imas ambil sendiri”, Imas bergerak bangun dari kursinya.

“Gak apa, gantian. Kamu dah masakin buat kau, aku cuma ngambilin peralatan makan aja kok buat kamu”. Suasana segera menjadi cair, kamu ngobrol ngalor ngidul sembari makan.
Imas menceritakan latar belakangnya. Dia sebenarnya janda, masih muda sekali dia dikawinkan dengan seorang kakek-kakek didesanya, baru umur 15, sekarang Imas umur 19. Alesannya klasik. Bapaknya Imas utang ama si kakek dan gak bisa ngelunasin, maka Imas di”gade”in sebagai pelunas utang bapaknya, kayak crita sinetron aja yach.

Perkawinan cuma tahan setahun, terus Imas dicerein, karena gak ada kerjaan di kampung Imas merantau ke Jakarta dan mencari kerja sebagai prt, dan tentunya ktemu aku (ha ha).

“Trus suami kamu keenakan dong mrawanin abg bahenol kaya kamu”.

“Ah Imas mah cuma menunaikan tugas sebagai istri aja. Cepet banget om, baru masuk, goyang sbentar dah keluar.

Imas mah gak pernah tuh ngerasain nikmat seperti yang orang-orang suka bilang kalo kawin itu nikmat"

“Kasian deh kamu, kalo aku yang ngasih nikmat mau gak”, omonganku makin menjurus saja.

“Om makin lama makin genit ih, ntar Imas balik ke rumah lo kalo digenitin terus”, katanya sambil senyum manja.

“Oh gak mau cuma digenitin toh, abisnya Imas maunya diapain”.

“Gak tau ah”, katanya sambil cemberut tapi tersenyum (Hayo, gimana tuh ekspresi orang yang cemberut campur tersenyum, bingung kan. Ines aja bingung kok).

“Kamu setahun kawin kok gak hamil Mas, dicegah ya”.

“Iya om, suami Imas gak mo punya anak lagi. Anaknya dari istrinya yang laen dah banyak katanya”.

“Terus kamu gak pernah kepingin ngerasain nikmatnya Mas”.

“Kepingin sih om, tapi kan gak ada lawannya”.

“Sekarang ada kan”.

“Siapa om”.

“Aku”.

“Ih si om, Imas mo pulang aja ah”, kembali dia cemberut, tapi aku tau kalo dia sebenarnya senang dengan gangguanku karena dia tetap saja tidak beranjak dari kursinya.

Makan malam selesai. Berdua kami membereskan meja makan, Imas nyuci prabotan makan, sementara aku menyiapkan film bokep untuk memancing Imas ke arah yang lebih asik. Pintu rumah dah kututup, gorden jendela dah kuturunkan juga. Suasana di ruang

tamu kubuat temaram dengan hanya menghidupkan lampu kecil saja. Suasanya berubah jadi rada romantis. Aku duduk di sofa, Imas menghampiri aku dan duduk diubin.
“Jangan diubin atuh Mas, sini duduk disebelah aku. Inget kamu bukan pembantu aku lo”. Imas segera duduk disebelahku, walaupun berjauhan.

“Kok lampunya digelapin sih om”.

“Kan kita mo nonton film, kamu pernah nonton bioskop gak”.

“Pernah sih om, waktu abis kawin Imas diajak suami nonton bioskop”.

“Di kampung kamu ada bioskop juga”.

“Iya om bioskop murahan”.

“Kalo mo maen filmnya lampu di bioskop digelapin kan”.

“Iya om, emangnya kita mo nonton film apaan sih, seru gak om
filmnya”.

“Ya pasti serulah, mungkin kamu belum pernah nonton film seperti yang mo aku putar”.

“Film apaan sih om”, Imas sepertinya jadi penasaran.

“Dah nonton aja”, aku memutar filmnya. Gak seperti lazimnya film bokep, film yang kuputar ada critanya.

Jadi pendahuluannya dipertunjukkan sepasang manusia beda warna kulit, yang ceweknya orang Asia, sepertinya orang thai, dan cowoknya negro. Adegan awal enceritakan bagaimana mereka ketemu, jalan bersama dan akhirnya pacaran. Settingnya berubah ke rumah si negro, mereka ciuman di sofa sambil mulai saling meraba dan meremas.

“Ih kok gak malu ya om, gituan ditunjukkan ke orang2″. Kulihat Imas menatap seru ke layar tv, dia mulai hanyut dengan adegan saling cium dan remas.

Ceweknya dah tinggal pake bra dan cd, begitu juga cowoknya. kon tol si negro yang dah ngaceng nongol dibagian atas cdnya.

“Ih, gede banget yak. Punya suami Imas gak sege itu”. Imas terus menatap kelayar tv sehingga dia gak sadar kalo aku pelan2 menggeser dudukku merapat kerahnya.

Satu tanganku kulingkarkan ke bahunya, walaupun masih diatas pinggiran sofa. Waktu cowoknya mulai memasukkan kon tolku ke no nok si cewek, mulailah terdengar serenade wajib film bokep, ah dan uh. Imas kelihatannya makin larut dalam adegan yang diliatnya.

“Pernah nonton film ginian Mas”.

“Belum pernah om”. Aku mulai aksiku. Tanganku meraba2 tengkuknya.

“Om geli ah”, Imas merinding. Aku meneruskan aksiku. Dudukku makin merapat, Imas kupeluk dan kucium pipinya.

“Om, ah”, tapi matanya tetep aja lekat ke tv melahap adegan doggie sambil ah uh. Aku mengelus2 pundaknya dengan tangan satunya, pipinya.

kusentuh dan kucium lagi. Sekarang Imas diam saja. Jariku makin kebawah saja, mengelus pipi, terus ke leher. Imas menggeliat kegelian tapi tetep diam saja. Sepertinya dia sudah hanyut karena ngeliat tontonan syur itu. Pelan2 kusentuh toketnya, terasa besar dan kenyal. Karena Imas diam saja, aku makin berani, kuremas pelan toketnya sambil kembali mencium telinganya. Imas mendesah pelan tapi membiarkan elusan di toketnya berubah menjadi remasan. “Ooom”, lenguhnya lagi menikmati remasanku di toketnya.

Aku mematikan film dengan remote, segera Imas kurengkuh dalam pelukanku dan kucium bibirnya.

Dengan penuh napsu kuremas2 toket Imas. Imas menggeliat2 saja, sepertinya napsunya makin berkobar.

Remasanku di toketnya berpindah2 dari satu toket ke toket yang lain.

“Mas, aku buka ya kaos kamu biar bisa ngeremes langsung. Rasanya beda deh Mas kalo diremes langsung. Suami kamu juga kaya gini”.

“Enggak om, suami Imas dulu mah langsung masuk aja gak pake pendahuluan… eegh”. Kaosnya langsung kubuka keatas.

Imas menaikkan tangannya keatas sehingga mempermudah aku melepas kaosnya. Toketnya yang besar kenceng sepertinga gak tertampung di branya. Kembali aku mencium bibirnya, sembari tanganku meraba kepunggungnya untuk melepas kaitan branya, dan berhasil. Bra segera kusingkirkan dari tempatnya. Toket Inas yang bundar dan kencang dihiasi pentil yang kecil kecoklatan. Aku segera melanjutkan ciumanku dibibir mungil Imas, lidah kujulurkan masuk ke mulut Imas.

Rupanya dia mengerti mesti ngapain dengan lidahku. Dia menghisap2 lidahku dan menyentuhkan lidahnya. Lidah kami pun saling bebelit, sementara pentilnya kuplintir2 pelan sehingga pelan2 mengeras. Imas melenguh terus, ketika aku mulai menggosok selangkangannya dari luar celana gombrangnya. “Ooom”, lenguhnya. Selangkangannya terus kogosok lembut sambil tangan satunya memlintir2 pentilnya, kadang meremes2 toketnya. Imas dah pasrah saja dengan apa yang aku lakukan terhadap tubuh bahenolnya.

“Mas, aku lepasin ya celana kamu”, gak nunggu persetujuannya, aku membuka retsleting celana Imas dan memlorotkannya.

Imas mengangkat pantatnya untuk mempermudah aku melepas celana gombrangnya. Tinggallah Imas pake cd yang tipis. Benar dugaanku, jembutnya lebat sekali, sampe beberapa helai nongol pada lingkar pahanya. Kuelus2 terus belahan no noknya daru luar cdnya. Cd nya dah basah, rupanya Imas dah sangat bernapsu jadinya.

“Mas, jembut kamu lebat skale, pasti napsu kamu besar yach”. Imas hanya menggeliat2 saja, dan melenguh2 keenakan menikmati aktivitas tanganku pada dada dan selangkangannya.

“Mas, kamu dah napsu ya, cd kamu dah basah begini. Aku lepas ya”. Aku segera menarik cdnya ke bawah. Sekali lagi Imas mengangkat pantatnya sehingg meluncurlah cdnya meninggalkan tubuhnya.

Sekarang Imas sudah bertelanjang bulat didepanku. Tubuhnya yang putih dengan toket besar dan masih kencang sekali, pentil kecil yang dah mengeras dan sekumpulan jembut lebat berbentuk segitiga yang puncaknya mengarah ke no noknya.

“Mas, terusin dikamarku yuk”, aku menggandeng tangannya dan menariknya ke kamarku.

Imas kubaringkan di ranjang dan segera aku melepaskan semua yang melekat dibadanku.

“Om, gede banget kon tolnya, kaya yang di film tadi”. Imas membelalak melihat kon tolku yang sudah ngaceng dengan kerasnya.

Memang kontolku ukurannya extra large buat standard Indonesia, tapi itu yang membuat perempuan yang pernah aku en tot terkapar lemes dan nikmat. Kami berdua telah bertelanjang bulat. Aku segera berbaring disebelah Imas. Pentilnya kupilin membuat Imas mengerang kenikmatan. Kemudian paha Imas kukangkangkan, jembutnya yang lebat menutupi daerah no noknya.

Aku telungkup di selangkangannya dan mulai menjilati no noknya. Imas makin mengerang2. Serangan kulakukan bergantian disemua titik sensitif di tubuh Imas. Bergantian dengan bibir bawahnya, aku juga melumat bibir atasnya sambil meremas2 toketnya yang juga mulai mengeras itu.

Kemudian aku kembali kebawah menjilati pahanya sambil kedua tanganku masing-masing bergerilya pada toket dan no nok Imas.

“Aduh om, nikmat banget. ahh!” kata Imas.

Jilatanku mulai merambat naik hingga akhirnya kulumat dan kuremas toket Imas secara bergantian, sementara tanganku masih saja mengobok-obok no noknya. Desahan Imas tertahan karena sedang berciuman denganku.

Tubuhnya menggeliat-geliat merasakan nikmat. Puas menetek pada Imas, aku bersiap memasuki no nok Imas dengan kon tolku. Aku memposisikan diriku diantara kedua belah paha Imas dan memegang kon tolku kearah no noknya.

“Aagh”, erang Imas ketika aku mendorong kon tolku dengan bernafsu.

“Napa Mas, nikmat?” kataku sambil meremasi kedua toketnya yang sudah basah dan merah akibat kusedot2.

“Gede banget om, no nok Imas ampe sesek rasanya”.

“Nikmat banget om, Imas blon pernah ngerasain ngen tot senikmat ini”. Aku menyodokkan kon tolku dengan keras sehingga Imas pun tidak bisa menahan jeritannya.

Aku mulai menggarap Imas dengan genjotanku. Dengan terus menyodoki Imas, aku meraih toketnya yang kiri, mula-mula kubelai dengan lembut tapi lama-lama aku semakin keras mencengkramnya. Aku juga mencaplok toket yang satunya. Imas yang mengerti apa mauku, segera membusungkan dadanya ke depan sehingga toketnya pun makin membusung.

Aku menjulurkan lidahku untuk menjilati pentilnya sehingga makin mengeras saja. Imas merasa geli bercampur nikmat. Dia mendesah tak karuan merasakan kenikmatan yang belum pernah dirasakannya.

Ciumanku merambat naik dari toketnya hingga hinggap di bibirnya, kami berciuman dengan penuh nafsu sampai ludah kami bercampur baur.

“Aahh.. oohh.. Imas mau pipis rasanya.. om!” erang Imas bersamaan dengan tubuhnya mengejang.

Melihat reaksi Imas, aku semakin memperdahsyat sodokanku dan semakin ganas meremas toketnya. Akhirnya Imas nyampe, tubuhnya mengejang hebat dan cairan no noknya berleleran dipahanya. Erangannya memenuhi kamar ini membuat aku semakin liar.

“Itu bukan pipis Mas, itu tandanya kamu mo nyampe, nikmat kan”.

“Banget om.. aaah”.

“Mas ganti posisi yuk, kamu sekarang nungging deh”, kataku sambil mencabut kon tolku dari no noknya.

kon tolku berlumuran cairan lendir Imas yang menyembur dahsyat ketika dia nyampe.

“Mo dimasukin ke pantat ya om, gak mau ah”.

“Ngapain dipantat Mas, no nok kamu peret banget, enak banget dien totnya’.

“Abis kon tol om gede banget sih, no nok Imas pan belum pernah kemasukan kon tol segede kon tol om, makanya kerasa peret banget”. Imas pun nungging dipinggir ranjang dan aku berdiri dibelakangnya.

Tubuhnya yang dalam posisi tengkurap kuangkat pada bagian pinggul sehingga lebih menungging. Aku membuka lebar bibir no noknya dan menyentuhkan kepala kon tolku disitu. Benda itu pelan-pelan mendesak masuk ke no noknya.

“Heghh..heghmm…”, lenguhnya saat kon tolku masuk.

Imas mendesis dan mulai menggelinjang. Kepala kon tolku perlahan-lahan mulai menguak bibir no noknya yang sangat basah. Aku menekan kon tolku sedikit demi sedikit. Imas mulai mendesah-desah. Tiba2 aku menyurukkan kon tolku ke dalam no noknya.

“Aaa..”, jeritnya keras. Matanya membelalak.

kon tolku menancap dalam sekali di no noknya. Kemudian aku mulai menggerak-gerakkan kon tolku keluar masuk.

“Lebih keras lagiom”, erangnya.

Aku memompa kon tolku keluar masuk semakin bersemangat. Keringat mengucur dari seluruh tubuhku, bercampur dengan keringatnya.

” Om, Imas mau pipis lagi”, kataku terputus-putus.

“Aku juga”, sahutku.

Aku meningkatkan kecepatan genjotan kon tolku . Imas menjerit-jerit semakin keras, dan merangkul aku erat-erat. Dia sudah nyampe. Akhirnya dengan satu hentakan keras aku membenamkan kon tolku dalam-dalam. Imas menjerit keras. Pejuku muncrat di dalam no noknya 5 atau 6 kali.

“Gila Mas, no nok kamu enak banget, sempit banget”. katanya.

“kon tol om juga keras banget, enak…” jawabnya. aku ambruk kecapaian.

“Istirahat dulu ya Mas”. “Emangnya om masih mo lagi”.

“So pasti dong mas, enak begini mah gak bole disia2kan. Kamu nikmat juga kan, masih mau lagi juga kan”.
“Iya om, nikmat banget”.

“Iya nikmat apa iya mau lagi”.

“Dua2nya om”. kon tolku yang melemas terlepas dari jepitan no nok peretnya.

Aku segera mengambil minum untuk Imas dan aku sendiri. Imas seneng dengan layanan yang aku berikan, mungkin dia belum pernah seumur2 diambilkan minum. “Om, Imas suka deh ama om, om memperlakukan Imas seperti istri om”. Aku terharu juga mendengar ucapannya.

Gairahku masih tinggi. Setelah aku merasa Imas cukup istirahatnya, aku segera memulai ronde kedua, pemanasan lagi, biar Imas napsu banget. Akupun berbaring disebelahnya, Imas menyambut aku dengan pelukannya. Aku mengelusi punggungnya, terus turun hingga meremas bongkahan pantatnya. Sementara tangan Imas juga turun meraih kon tolku.

“Gila nih kon tol, udah keras lagi..kan baru ngecret om?” tanyanya waktu menggenggam kon tolku yang mulai mengeras.

Akupun mulai menciumi telinganya, lidahku menelusuri belakang telinganya, juga bermain-main di lubangnya. Dengusan nafas dan lidahku membuat Imas merasa geli dan menggeliat-geliat. Kemudian aku melumat bibirnya dengan ganas, lidahku menyapu langit-langit mulutnya.

Imas merespon dengan mengulum lidahku. Makin ahli dia berciuman, siapa dulu gurunya dong (ha ha). Tanganku meraba-raba kebawah ke no noknya yang sudah basah lagi, karena napsunya ternyata telah demikian tingginya. Aku tak sabar untuk segera ngen toti Imas lagi. Segera Imas kunaiki.

Pahanya kukangkangkan. Ketika kuraih kon tolku kutuntun kearah no noknya, tangan kanan Imas ikut menuntun kon tolku menuju sasaran. Saat kepala kon tolku menyentuh bibir no noknya, aku menekannya ke dalam, mulutnya menggumam tertahan karena sedang berciuman denganku.

Lalu kutekan lagi dengan keras sehingga kon tolku menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam no noknya. Imas menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar kon tolku masuk lebih dalam lagi. Imas terdiam sejenak merasakan sensasi yang luar biasa ini.

Lalu perlahan-lahan aku mulai mengenjotkan kon tolku. Imas memutar2 pantatnya untuk memperbesar rasa nikmat. Toketnya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di no noknya. Matanya terpejam dan bibirku terbuka, berdesis-desis menahankan rasa nikmat.

Desisan itu berubah menjadi erangan dan kemudian akhirnya menjadi jeritan. Imas tak kuasa menahan rintihannya setiap aku menusukkan kon tolku, tubuhnya bergetar hebat akibat tarikan dan dorongan kon tolku pada no noknya. Pinggul Imas naik turun berkali kali mengikuti gerakanku. Jeritannya makin menjadi-jadi.

Aku membungkam jeritannya dengan mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kon tolku leluasa bertarung dengan no noknya.

“Oh..”, erangnya,
“Lebih keras om, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!” Tangannya melingkar merangkul aku ketat.

Kuku-kukunya terasa mencakari punggungku. Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir no noknya seirama dengan enjotan kon tolku.

“Aku mau ngecret, Mas”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.

“Imas juga om”, sahutnya. Aku mempercepat enjotan kon tolku.
Keringatku mengalir dan menyatu dengan keringatnya. Bibir kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua toketnya. Diiringi geraman keras aku menghentakkan pantatku dan kon tolku terbenam sedalam-dalamnya. Pejuku kembali memancar deras. Imas pun melolong panjang dan menghentakkan pantatnya ke atas menerima kon tolku sedalam-dalamnya.

Kedua pahanya naik dan membelit pantatku. Imas pun mencapai puncaknya. kon tolku terasa berdenyut-denyut memuntahkan pejuku ke dalam no noknya. Beberapa detik kemudian badanku terkulai lemas, begitu juga Imas. Dia terkapar di ranjang, kedua toketnya nampak bergerak naik turun seiring desah nafasnya.

Kami terkapar dan tertidur kelelahan, gak tau berapa lama. Tapi kemudian aku terbangun karena merasa ada remasan di kon tolku. Kulihat Imas sedang menelungkup dikakiku. kon tolku dielus dan diermas2nya.

“Om, Imas kok pengen lagi ya”. Bener kan, perempuan dengan jembut yang lebat napsunya gede banget, pengennya dien tot berulang2, padahal dia tadi sampe teler aku en tot.

Dia merundukkan badan untuk memasukkan kon tolku ke mulutnya, benda itu dikulumnya dengan rakus. Aku segera memutar badanku sehingga kami berada pada posisi 69. Aku mempergencar rangsangan dengan menciumi kakinya mulai dari betis, tumit, hingga jari-jari kakinya. Imas jadi makin gila dengan perlakuan seperti itu.

“Ahh.. om, kok mau sih nyiumin kaki Imas”.

“Gak papa Mas, kamu isep terus dong kon tolku”. Jilatanku kemudian pindah kepahanya.

Imas otomatis mengangkangkan pahanya sehingga aku bisa mengakses daerah no noknya dengan mudah. “Om enak banget.. masukin aja sekarang!” rintihnya manja sambil mengocok2 kon tolku yang sudah sangat keras itu, kemudian diemutnya kembali.

Akhirnya aku menyudahi serangan awal. Imas kunaiki dan aku menggesekkan kon tolku ke bibir no noknya. Kemudian kudorong kon tolku membelah no nok Imas diiringi desahan nikmat. Aku meremas toket kirinya dan memlintir2 pentilnya. Imas yang juga sudah napsu tambah menggelinjang ketika aku mempercepat kocokanku pada no noknya. Seranganku pada no nok Imas semakin cepat sehingga tubuhnya menggelinjang hebat.

“Aaakhh..aahh!” jerit Imas dengan melengkungkan tubuhnya ke atas. Imas telah nyampe.

Tanpa memberi kesempatan istirahat, aku menaikkan Imas ke pangkuanku dengan posisi membelakangi. Kembali no nok Imas kukocok dengan kon tolku. Walaupun masih lemas dia mulai menggoyangkan pantatnya mengikuti kocokan kon tolku. Aku yang merasa keenakan hanya bisa mengerang sambil meremas pantat Imas, menikmati pijatan
no noknya.

Bosan dengan gaya berpangkuan, aku berbaring telentang dan membiarkan Imas bergoyang di atas kon tolku. Dengan tetap berciuman aku mengenjotkan kon tolku ke no noknya, kon tolku yang sudah sangat keras tanpa halangan langsung menerobos no noknya, bersarang sedalam-dalamnya.

Terasa nikmat sekali. Kedua toketnya kuremas2 dengan penuh napsu. Aku mengenjotkan kon tolku dari bawah dengan cepat, ini membuat Imas mengerang keras dan sepertinya sudah mau nyampe lagi. Baru sebentar goyang dia sudah mau nyampe saking nikmatnya. Imas menjadi semakin liar dalam menggoyang pantatnya. Dia sudah makin terangsang sehingga akhirnya badannya mengejang-ngejang diiringi erangan kenikmatan.

“Auu.. om!” jeritnya.

Untuk beberapa saat kami terdiam. Ia memelukku erat-erat.

“Mas, aku belum ngecret kok kamu udah nyampe”, katanya.

“Habis, nikmat banget sih rasanya kon tol om nyodok2 no nok Imas”, jawabnya terengah.

“Kita terusin ya”, Imas hanya mengangguk lemas.

Aku menyuruh Imas nungging dan membuka pahanya lebar2. Aku mendekat dari belakang. Aku menyapu lembut pantatnya yang mulus padat. Imas menggigit bibirnya dan menahan napas, tak sabar menanti masuknya kon tolku yang masih keras.

Aku mengarahkan kon tolku ke no noknya. Perlahan-lahan kepala kon tolku yang melebar dan berwarna merah mengkilap itu menerobos no noknya. Imas mendongak dan mendesis kenikmatan. Sejenak aku berhenti dan membiarkan dia menikmatinya, lalu mendadak aku menghentakkan pantatku keras ke depan. Sehingga terbenamlah seluruh kon tolku di no noknya.

“Aacchh..!!”, Imas mengerang keras.

Rambutnya kujambak sehingga wajahnya mendongak keatas. Sambil terus menggenjot no noknya, tanganku meremas2 kedua toketnya yang berguncang2 karena enjotanku yang keras, seirama dengan keluar masuknya kon tolku di no noknya. Terdengar bunyi kecipak cairan no noknya, Imas pun terus mendesah dan melenguh.

Mendengar itu semua, aku semakin bernafsu. Enjotan kon tol kupercepat, sehingga erangan dan lenguhannya makin menjadi2.

“Oohh..! Lebih keras om.

Ayo, cepat. Cepat. Lebih keras lagii!” Keringatku deras menetesi punggungnya. Wajahku pun telah basah oleh keringat. Rambutnya semakin keras kusentak. Kepalanya semakin mendongak. Dan akhirnya dengan satu sentakan keras, aku membenamkan kon tolku sedalam-dalamnya. Imas menjerit karena kembali nyampe.

Aku terus meremas2 toketnya dengan penuh nafsu dan makin keras juga menghentakkan kon tolku keluar masuk no noknya sampai akhirnya pejuku menyemprot dengan derasnya di dalam no noknya. Rasanya tak ada habis-habisnya. Dengan lemas aku menelungkup di atas punggungnya.

Besok paginya aku terbangun ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi dan aku hanya mendapati Imas yang masih terlelap di sebelah kiriku. Kuguncang tubuh Imas untuk membangunkannya.

“Gimana , puas semalem?” tanyaku.

“Gila Imas om en totin sampe kelenger, kuat banget sih om”.

“Imas suka kan aku en tot, kapan2 kalo ada kesempatan mau enggak ngen tot lagi ama aku?”

“Mau banget om, tapi jangan sampe ibu tau ya om. Imas belon pernah bangun jam 10 gini, enak ya om gak usah ngerjain tugas rumah tangga. Om gak laper, ntar Imas siapin”.

“Katanya gak mo ngerjain kerjaan rumah tangga. Kita pelukan di ranjang lagi. Masih mau lagi gak?”

“Kalo om bisa napa enggak, Imas nikmat kok dien tot om, mau deh terus2an dien totnya, biar lemes juga”. Aku memeluk dan mencium bibirnya, tanganku aktif menelusuri tubuhnya.

Ketika tanganku sampai ke bawah, kubelai bibir no noknya sekaligus mempermainkan it ilnya.

“Uuhh.. om”, Imas menjerit kecil dan mempererat pelukannya padaku.

Imas mendekatkan wajahnya padaku dan mencium bibirku, selama beberapa menit bibir kami berpagutan. Imas amat menikmati belaian pada daerah sensitifnya.

Dengan tangan kanan aku memainkan toketnya, pentilnya kupencet dan kupilin hingga makin menegang, tangan kiriku meraba-raba no nokku. Imas menikmati jari-jariku bermain di no noknya sambil merintih2 keenakan.

“Ayuk om, Imas dah pengen dien tot lagi”. Luar biasa ni perempuan, gak ada matinya.

Napsunya besar banget, padahal semalem dah aku en tot sampe dia lemes banget, masih aja mau lagi. Aku meremes2 toket kirinya sambil sesekali memelintir pentilnya. Lalu aku membungkuk dan mengarahkan kepalaku ke toket kanannya yang langsung kukenyot. Imas memejamkan mata menghayati suasana itu dan mengeluarkan desahan.

“Mo pake gaya apa Mas”.
“Imas paling nikmat kalo dien tot dari belakang om”. Langsung aku menyuruhnya menungging, kuarahkan kon tolku ke arah no noknya.

Jembutnya yang hitam lebat itu kusibak sehingga tampaklah bibir no noknya yang berwarna merah muda dan basah berlendir. Kuselipkan kepala kon tolku di antara bibir no noknya. Imas mendesah.

Kemudian perlahan tapi pasti aku mendorong kon tolku ke depan. kon tolku menerobos no noknya. Imas menjerit kecil sambil mendongakkan kepalanya keatas. Sejenak aku berhenti dan membiarkan dia menikmatinya.

Ketika Imas tengah mengerang-erang dan menggelinjang-gelinjang, mendadak aku menyodokkan kon tolku ke depan dengan cepat dan keras sehingga kon tolku meluncur ke dalam no noknya. Imas tersentak dan menjerit keras.

“Aduh om, enak!” Aku mempercepat enjotan kon tolku di no noknya.

Semakin keras dan cepat enjotanku, semakin keras erangan dan jeritannya.

“Aa..h.!” jeritnya nyampe. Kemudian Imas kutelentangkan diranjang.

Aku menaiki tubuhnya, pahaku menempel erat dipahanya yang mengangkang. Kepala kon tol kutempelkan ke it ilnya. Sambil menciumi leher, pundak dan belakang telinganya, kepala kon tolku bergerak-gerak mengelilingi bibir no noknya yang sudah basah. Imas merem melek menikmati kon tolku di bibir no noknya, akhirnya kuselipkan kon tolku dino noknya.

“Aah”‘ jeritnya keenakan.

Imas merasa kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit kumasukkan kon tolku. Imas menggoyangkan pantatnya sehingga kon tolku hampir seluruhnya masuk.

“Om, enjot dong kon tolnya, rasanya nikmat sekali”. Perlahan aku mulai mengenjot kon tolku keluar masuk no noknya.

Pahanya di kangkangin lebar-lebar, hingga akhirnya kakinya melingkar di pantatku supaya kon tolku masuk sedalam-dalam ke no noknya. Imas berteriak-teriak dan merapatkan jepitan kakinya di pantatku. Aku membenamkan kon tolku seluruhnya di dalam no noknya.

“Om, Imas nyampe lagi.. Ahh.. Ahh.. Ahh,” jeritnya.

Beberapa saat kemudian, dia membuka sedikit jepitan kakinya dipantatku, paha dibukanya lebar2 dan akhirnya dengan cepat kuenjot kon tolku keluar masuk no noknya. Nikmat sekali rasanya. Setelah delapan sampai sembilan enjotan kon tolku di no noknya, akhirnya croot..croot.. croot.. croot..

”Mas, aku ngecret”, erangnya. Pejuku muncrat banyak sekali memenuhi no noknya.

Setelah mandi kami baru menyiapkan makan pagi dan menyantapnya bersama.

“Mesra banget ya om, kaya penganten baru aja”. Sungguh nikmat tinggal bersama Imas selama majikannya berlibur ke bali.

Gak keitung berapa kali aku mereguk kenikmatan bersama Imas. Demikian juga Imas yang sepertinya ketagihan kon tolku ngenjot no noknya.